Semeru Erupsi 5 Kali Pagi Ini, Warga Diminta Waspada!
Gunung Semeru di Jawa Timur erupsi sebanyak lima kali pada Kamis pagi dengan tinggi letusan hingga 900 meter, menyebabkan peningkatan kewaspadaan.
Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi sebanyak lima kali pada Kamis pagi, 13 Maret 2024. Erupsi pertama tercatat pada pukul 00.41 WIB, meskipun visual letusan tidak teramati, namun terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik. Kejadian ini terjadi di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, menimbulkan kekhawatiran dan peningkatan kewaspadaan di wilayah sekitar.
Erupsi selanjutnya terjadi secara berturut-turut. Pada pukul 05.40 WIB, letusan menyemburkan kolom abu setinggi 900 meter di atas puncak, berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal mengarah ke timur laut. Amplitudo maksimum yang tercatat mencapai 22 mm dengan durasi 155 detik. Aktivitas vulkanik ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan erupsi pertama.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru, Mukdas Sofian, dalam laporan tertulisnya menyampaikan kronologi erupsi tersebut. Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat mengingat potensi bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas Gunung Semeru. Erupsi-erupsi selanjutnya terjadi pada pukul 06.37 WIB (500 meter), 06.42 WIB (700 meter), dan 06.56 WIB (600 meter), dengan kolom abu berwarna putih hingga kelabu mengarah ke utara dan timur laut.
Status Waspada dan Rekomendasi BPBD
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Semeru pada Level II (Waspada). Petugas Pusdalops BPBD Lumajang, Nur Cahyo, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mematuhi rekomendasi dari PVMBG. "Kami meminta agar warga di sekitar Besuk Kobokan untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan km dari puncak, terutama di sektor tenggara karena berpotensi terkena awan panas guguran," kata Nur Cahyo.
Selain radius 8 km di sektor tenggara, aktivitas dalam radius tiga km dari kawah juga dilarang karena potensi lontaran material pijar. Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi aliran lahar dan guguran lava di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. BPBD Lumajang juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan hanya mengacu pada informasi resmi dari PVMBG.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti informasi resmi dari PVMBG terkait aktivitas Gunung Semeru, serta tidak mudah percaya pada berita yang belum terverifikasi dengan benar," ujar Nur Cahyo menambahkan. Hal ini untuk mencegah penyebaran informasi yang tidak akurat dan menimbulkan kepanikan.
Kesimpulan: Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Kamis pagi menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi dari pihak berwenang. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari PVMBG serta BPBD Lumajang untuk meminimalisir risiko bahaya.