Semeru Erupsi! Letusan Capai 1000 Meter, Warga Diminta Jauhi Zona Bahaya
Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi letusan mencapai 1000 meter, PVMBG mengimbau masyarakat menjauhi zona bahaya dan mewaspadai potensi awan panas serta aliran lahar.
Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan erupsi dahsyat pada Rabu pagi, 14 Mei 2024. Erupsi yang terjadi sekitar pukul 07.40 WIB ini memuntahkan kolom abu vulkanik setinggi kurang lebih 1.000 meter di atas puncak, atau sekitar 4.676 meter di atas permukaan laut. Kejadian ini terjadi di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, menyebabkan peningkatan kewaspadaan dan imbauan bagi masyarakat sekitar.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, melaporkan bahwa kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal terlihat mengarah ke barat daya. Aktivitas vulkanik ini terekam oleh seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 121 detik. Erupsi ini bukan yang pertama kali terjadi pada hari itu; sebelumnya, gunung api ini telah mengalami erupsi pada pukul 00.34 WIB dan 06.06 WIB dengan tinggi letusan yang lebih rendah, masing-masing sekitar 300 meter dan 500 meter di atas puncak.
Berbagai rekomendasi telah dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait dengan status Gunung Semeru yang masih berada pada level Waspada (Level II). Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana menjadi sangat penting dalam situasi ini.
Imbauan Penting dari PVMBG: Zona Bahaya yang Harus Dihindari
PVMBG memberikan beberapa imbauan penting bagi masyarakat di sekitar Gunung Semeru. Aktivitas apapun dilarang di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak gunung (pusat erupsi). Ini merupakan zona bahaya utama yang harus dihindari sepenuhnya.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Wilayah ini berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak. Bahaya ini tidak boleh dianggap remeh dan perlu diwaspadai dengan serius.
Sebagai tindakan pencegahan, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru. Wilayah ini berisiko tinggi terhadap bahaya lontaran batu pijar yang dapat membahayakan keselamatan jiwa. Kepatuhan terhadap larangan ini sangat penting untuk meminimalisir risiko.
Potensi Bahaya Lain yang Perlu Diwaspadai
Selain zona bahaya yang telah disebutkan, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi bahaya lain yang mungkin terjadi akibat erupsi Gunung Semeru. Potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak gunung merupakan ancaman yang serius.
Sungai-sungai yang perlu diwaspadai meliputi Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Potensi lahar juga dapat terjadi di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. Masyarakat di sekitar aliran sungai ini harus meningkatkan kewaspadaannya dan siap untuk melakukan evakuasi jika diperlukan.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 07.40 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak atau 4.676 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam laporan tertulis.
Masyarakat dihimbau untuk tetap mengikuti arahan dari pihak berwenang dan selalu memperbarui informasi terkini terkait aktivitas Gunung Semeru. Keselamatan dan keamanan masyarakat merupakan prioritas utama dalam situasi seperti ini.
Dengan adanya erupsi ini, kesiapsiagaan dan koordinasi antara pemerintah daerah, PVMBG, dan masyarakat sekitar Gunung Semeru sangatlah penting untuk meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi. Semoga situasi dapat segera terkendali dan masyarakat tetap aman.