Sukses! OMC Kurangi Hujan Ekstrem Saat Mudik Lebaran 2025
Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) terbukti efektif kurangi keekstreman hujan hingga 53% di Jakarta dan 47% di Jawa Barat selama periode mudik Lebaran 2025.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) berhasil mengurangi tingkat keekstreman hujan selama arus mudik dan balik Lebaran 2025. Operasi ini melibatkan BMKG, BNPB, dan pemerintah daerah, dilakukan selama 44 hari dengan 132 sorti penerbangan, total 442 jam terbang, dan menggunakan 119,4 ton garam. Kegiatan ini difokuskan di Jakarta (11-20 Maret) dan Jawa Barat (28-30 Maret & 3 April) untuk mendukung kelancaran mudik Lebaran.
Hasilnya signifikan. Di Jakarta, OMC mampu mengurangi keekstreman hujan hingga 53,42 persen. Di Jawa Barat, angka tersebut mencapai 47,92 persen. Plt. Sekretaris Utama BMKG, Guswanto, dalam rapat evaluasi dengan Komisi V DPR RI, menjelaskan efektivitas OMC dalam mengurangi ekstremnya cuaca. Sebagai contoh, di Jawa Barat, hanya tercatat tujuh kejadian hujan lebat ekstrem selama periode OMC berlangsung.
Sebagai perbandingan, Jawa Tengah mengalami 41 kejadian hujan lebat ekstrem dan Jawa Timur 38 kejadian dalam periode yang sama tanpa OMC spesifik. Data menunjukkan intensitas hujan tertinggi terjadi pada 28 Maret di Jawa Barat (enam kejadian), Jawa Tengah (33 kejadian), dan Jawa Timur (31 kejadian). Namun, setelah pelaksanaan OMC, data AWS menunjukkan penurunan signifikan kejadian hujan lebat ekstrem. Guswanto menekankan bahwa OMC terbukti efektif dan patut dipertimbangkan sebagai strategi penting dalam mengurangi risiko bencana hidrometeorologi di masa mendatang.
Efektivitas OMC di Jakarta dan Jawa Barat
Pengurangan keekstreman hujan yang signifikan di Jakarta dan Jawa Barat menunjukkan keberhasilan OMC. Data yang dipaparkan BMKG menunjukkan perbedaan yang jelas antara wilayah yang menerapkan OMC dengan wilayah lain yang tidak. Hal ini membuktikan bahwa penyemaian garam ke awan potensial menggunakan pesawat efektif dalam memodifikasi cuaca dan mengurangi intensitas hujan ekstrem.
BMKG mencatat penurunan jumlah kejadian hujan lebat ekstrem secara signifikan di Jawa Barat setelah pelaksanaan OMC. Perbandingan data dengan provinsi lain yang tidak melaksanakan OMC secara spesifik semakin memperkuat bukti efektivitas metode ini. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata kontribusi OMC dalam menciptakan kondisi cuaca yang lebih kondusif selama periode mudik Lebaran.
Data AWS (Automatic Weather Station) menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan OMC, tidak ada hujan lebat ekstrem yang tercatat, kecuali satu kejadian pada 30 Maret di Jawa Barat. Ini menunjukkan bahwa OMC berhasil menekan potensi hujan ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran arus mudik dan balik.
OMC: Solusi untuk Mengurangi Risiko Bencana Hidrometeorologi
Berdasarkan hasil evaluasi, BMKG merekomendasikan agar OMC dipertimbangkan sebagai strategi penting dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi. Keberhasilan OMC dalam mengurangi keekstreman hujan selama mudik Lebaran 2025 menunjukkan potensi besar teknologi ini dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem di masa depan.
Keberhasilan OMC ini memberikan pelajaran berharga bagi pemerintah dalam mengelola risiko bencana alam. Dengan teknologi yang tepat dan perencanaan yang matang, dampak negatif dari cuaca ekstrem dapat diminimalisir. Hal ini penting untuk menjamin keselamatan dan kelancaran aktivitas masyarakat, khususnya selama periode-periode krusial seperti mudik Lebaran.
Ke depan, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi OMC. Pengembangan teknologi dan strategi yang lebih canggih akan semakin meningkatkan kemampuan dalam memodifikasi cuaca dan mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.
Kesimpulannya, Operasi Modifikasi Cuaca terbukti efektif dalam mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, khususnya dalam mengurangi intensitas hujan ekstrem. Keberhasilan ini menjadi landasan penting bagi pengembangan dan penerapan teknologi modifikasi cuaca di masa mendatang.