Sulsel Intervensi 13.860 Anak untuk Tekan Stunting hingga 14 Persen di 2025
Dinas Kesehatan Sulsel mengintervensi 13.860 anak dengan berbagai program dan insentif untuk menurunkan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2025, meskipun angka stunting di Sulsel meningkat tipis.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat berkomitmen untuk menurunkan angka stunting. Dinkes Sulsel menargetkan intervensi terhadap 13.860 anak di seluruh kabupaten/kota di Sulsel pada tahun 2025. Intervensi ini merupakan upaya untuk mencapai target pemerintah pusat menurunkan angka stunting nasional hingga 14 persen di tahun yang sama. Program ini meliputi berbagai strategi, termasuk pemberian insentif bagi keluarga yang berhasil mengatasi stunting pada anak mereka.
Kepala Dinkes Sulsel, Ishak Iskandar, menjelaskan bahwa angka intervensi tersebut didapatkan dari perhitungan 25 anak di setiap desa. "Salah satu intervensi yang akan kita lakukan dengan sistem reward atau hadiah bagi rumah tangga yang berhasil membebaskan anaknya dari kondisi stunting," ungkap Ishak dalam sebuah dialog bersama media yang difasilitasi UNICEF dan Jenewa Institute. Inisiatif ini menunjukkan komitmen serius pemerintah daerah dalam mengatasi masalah stunting di Sulsel.
Kenaikan angka stunting di Sulsel menjadi perhatian utama. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting di Sulsel mengalami peningkatan tipis pada tahun 2023, mencapai 27,4 persen dibandingkan 27,2 persen pada tahun sebelumnya. Meskipun demikian, pemerintah daerah tetap optimistis dapat mencapai target nasional 14 persen pada tahun 2025 melalui intervensi intensif dan dukungan berbagai pihak.
Strategi Penanganan Stunting di Sulsel
Dinkes Sulsel telah menyiapkan berbagai program untuk mencapai target penurunan angka stunting. Salah satu program unggulan adalah pemberian insentif berupa uang tunai sebesar Rp1 juta bagi keluarga yang berhasil mengatasi stunting pada anak mereka. Program ini diharapkan dapat memotivasi keluarga untuk lebih aktif dalam mencegah dan menangani stunting. Selain itu, Dinkes Sulsel juga berencana untuk menggelar pencanangan 'Stop Stunting' sebagai bentuk komitmen dan sosialisasi program.
Kepala Bappelitbangda Sulsel, Setiawan Aswad, memberikan kepastian mengenai anggaran yang dialokasikan untuk program penanganan stunting. Ia memastikan bahwa anggaran tersebut tidak terdampak kebijakan efisiensi. "Untuk program stunting tahun ini anggarannya sekitar Rp50 miliar melalui Dinas Kesehatan, dan ini belum termasuk anggaran penyertaan di beberapa OPD terkait yang turut terlibat dalam penanganan stunting," jelasnya. Ketersediaan anggaran yang cukup menjadi faktor penting keberhasilan program ini.
Program intervensi ini tidak hanya melibatkan Dinkes Sulsel, tetapi juga berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Kerja sama antar lembaga ini sangat krusial untuk memastikan efektivitas program dan tercapainya target penurunan angka stunting. Kolaborasi ini juga mencakup kerjasama dengan UNICEF dan Jenewa Institute yang turut mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam upaya menurunkan angka stunting di Sulsel.
Rincian Intervensi dan Anggaran
- Target Intervensi: 13.860 anak di seluruh kabupaten/kota Sulsel.
- Sumber Data: 25 anak per desa.
- Insentif: Rp1 juta untuk keluarga yang berhasil mengatasi stunting pada anak mereka.
- Anggaran: Sekitar Rp50 miliar dari Dinas Kesehatan, belum termasuk anggaran dari OPD terkait.
Upaya pemerintah Sulsel dalam menangani stunting patut diapresiasi. Komitmen yang ditunjukkan melalui berbagai program dan alokasi anggaran yang cukup besar menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah kesehatan anak ini. Semoga dengan berbagai intervensi yang dilakukan, target penurunan angka stunting hingga 14 persen pada tahun 2025 dapat tercapai dan terwujudnya generasi Sulsel yang sehat dan berkualitas.