Sumbawa Bidik Jadi Sentra Industri Hilir Jagung dan Sapi, Dorong Peningkatan Ekonomi NTB
Menteri Pertanian mendorong Sumbawa, NTB, menjadi sentra industri hilir jagung dan sapi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan peternakan, menargetkan peningkatan harga hingga 10 kali lipat.
Mataram, 21 April 2024 - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan harapannya agar Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi pusat industri hilir jagung dan sapi. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dan peternakan di wilayah tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Amran saat menghadiri panen raya jagung di Samota, Kabupaten Sumbawa, Senin lalu. Inisiatif ini diharapkan mampu memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat Sumbawa.
Menurut Menteri Amran, pengembangan industri hilir akan memberikan dampak luar biasa terhadap peningkatan pendapatan petani. "Jika lompatan ini bisa kita lakukan, maka kita bisa bayangkan lompatan harga hasil produksi bisa 10 kali lipat jika sudah dalam bentuk jadi," ujar Menteri Amran. Pulau Sumbawa sendiri memang dikenal sebagai daerah penghasil jagung dan sapi terbesar di NTB, potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi sentra industri hilir.
Potensi tersebut didukung oleh data produksi yang cukup signifikan. Pada tahun 2024, produksi jagung pipilan kering di Sumbawa ditargetkan mencapai 1,21 juta ton dengan kadar air 14 persen. Sementara itu, populasi sapi di NTB mencapai 811.886 ekor, dengan 411.424 ekor di antaranya berada di Pulau Sumbawa. Angka-angka ini menunjukkan potensi besar yang dapat dioptimalkan melalui pengembangan industri hilir.
Potensi Besar, Tantangan Harga dan Infrastruktur
Meskipun potensi sumber daya alam melimpah, Menteri Amran juga menyoroti disparitas harga di lapangan. Harga jagung di tingkat petani saat ini hanya Rp3.700 per kilogram, jauh di bawah harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp5.500 per kilogram. Situasi serupa juga terjadi pada harga gabah, dengan harga di lapangan sebesar Rp5.900 per kilogram dan harga pemerintah Rp6.500 per kilogram. Disparitas harga ini menjadi tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan kesejahteraan petani.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Menteri Amran meminta Perum Bulog untuk menyerap hasil panen sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah. Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk menyediakan gudang penyimpanan hasil panen petani. "Saya minta bupati siapkan gudang nanti negara yang bayar sewanya. Bulog, Babinsa, dan PPL (petugas penyuluh lapangan) juga saya minta awasi harga pembelian di tingkat petani. Mulai hari ini tidak ada lagi pembelian hasil panen petani yang tidak sesuai standar harga yang telah ditetapkan pemerintah," tegasnya.
Lebih lanjut, Menteri Amran optimistis bahwa di bawah kepemimpinan Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal, target pengembangan industri hilir di Sumbawa dapat terwujud. Kerja keras dan kolaborasi antar pemerintah di NTB menjadi kunci keberhasilan program ini. "Saya optimistis Nusa Tenggara Barat dapat melakukan lompatan luar biasa di bawah kepemimpinan gubernur yang baru. Gubernur dan bupati juga harus menyatu pasti bisa," kata Amran.
Realisasi Tanam dan Produksi Jagung
Data realisasi tanam dan produksi jagung hingga Maret 2025 menunjukkan angka yang cukup menjanjikan. Luas tanam jagung mencapai 79.105 hektare dengan produksi sebanyak 574.302 ton. Angka ini menunjukkan potensi peningkatan produksi yang signifikan jika didukung oleh pengembangan industri hilir yang terintegrasi.
Keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada upaya pemerintah pusat dan daerah, tetapi juga peran serta aktif dari petani dan seluruh pemangku kepentingan. Dengan sinergi yang kuat, pengembangan industri hilir jagung dan sapi di Sumbawa diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi NTB secara keseluruhan.
Langkah konkret seperti penyediaan infrastruktur pendukung, pelatihan bagi petani, dan akses pasar yang lebih luas, sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini. Dengan demikian, Sumbawa dapat benar-benar menjadi sentra industri hilir jagung dan sapi yang mampu meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan peternakan di NTB.
Kesimpulan
Program pengembangan industri hilir di Sumbawa merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan peternakan di NTB. Dengan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, serta kerja sama yang erat antar pemangku kepentingan, Sumbawa berpotensi besar untuk menjadi sentra industri hilir jagung dan sapi yang mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.