TPID Sulsel Perkuat Strategi Tekan Inflasi Jelang Ramadhan
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Selatan memperkuat koordinasi dan strategi untuk menekan inflasi selama Ramadhan 1446 H, dengan fokus pada komoditas hortikultura seperti cabai.
Makassar, 7 Maret 2024 - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Selatan (Sulsel) meningkatkan upaya pengendalian inflasi menjelang dan selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah. Langkah ini diambil untuk memastikan stabilitas harga kebutuhan pokok dan melindungi daya beli masyarakat. Berbagai strategi dan koordinasi antar instansi pemerintah dikerahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, memimpin langsung upaya ini.
Gubernur Andi Sudirman Sulaiman menekankan pentingnya koordinasi yang kuat antara Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulsel. "Semua pihak diimbau untuk memperkuat koordinasi guna mengendalikan inflasi di lapangan," tegas Gubernur menanggapi penguatan TPID Sulsel dalam menekan inflasi. Pernyataan ini disampaikan pada Jumat lalu, setelah rapat TPID Sulsel membahas strategi pengendalian inflasi.
Rapat TPID Sulsel fokus pada upaya menekan kenaikan harga komoditas tertentu, terutama hortikultura seperti cabai dan rempah-rempah yang biasanya mengalami peningkatan permintaan selama Ramadhan. Meskipun inflasi di Sulsel terkendali selama Ramadhan, kewaspadaan tetap diperlukan untuk mencegah lonjakan harga yang signifikan menjelang Lebaran.
Strategi TPID Sulsel Kendalikan Inflasi
Pemerintah Provinsi Sulsel melalui TPID telah merumuskan beberapa strategi untuk mengendalikan inflasi. Salah satu strategi kunci adalah meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok dan mencegah praktik-praktik yang dapat memicu kenaikan harga.
Selain itu, TPID Sulsel juga fokus pada pengendalian harga komoditas hortikultura, khususnya cabai. Pemerintah mendorong program penanaman cabai di pekarangan rumah melalui konsep pekarangan lestari. Program ini diharapkan dapat meningkatkan produksi cabai lokal dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar daerah.
Antisipasi terhadap potensi lonjakan harga menjelang Lebaran juga menjadi perhatian utama. Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif, termasuk operasi pasar jika diperlukan. Operasi pasar ini bertujuan untuk menstabilkan harga di pasaran dan mencegah terjadinya kelangkaan barang.
Apresiasi dan Dukungan dari Bank Indonesia
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemprov Sulsel dalam mengendalikan inflasi. Ia menyatakan bahwa laju inflasi di Sulsel masih terkendali, meskipun tetap perlu diwaspadai potensi lonjakan menjelang Lebaran. Program pekarangan lestari yang mendorong penanaman cabai di rumah tangga mendapat apresiasi khusus karena dinilai efektif dalam meningkatkan pasokan cabai lokal.
Bank Indonesia juga siap mendukung upaya Pemprov Sulsel dalam menjaga stabilitas harga. Dukungan tersebut dapat berupa penyediaan data dan informasi pasar, serta koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia diharapkan dapat menciptakan sinergi yang efektif dalam pengendalian inflasi.
Menjaga Stabilitas Harga dan Daya Beli Masyarakat
Melalui berbagai strategi dan koordinasi yang kuat, Pemprov Sulsel berupaya untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan mencegah kenaikan inflasi yang dapat berdampak negatif pada daya beli masyarakat. Komitmen untuk mengendalikan inflasi ini menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat, terutama selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran.
Keberhasilan dalam menekan inflasi akan memberikan dampak positif pada perekonomian daerah. Dengan harga-harga yang stabil, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan lebih mudah, dan daya beli masyarakat tetap terjaga. Hal ini akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Sulsel yang berkelanjutan.