Tragedi Karam Kapal Wisata di Bengkulu: 107 Penumpang, 8 Meninggal
Kapal wisata Tiga Putera karam di perairan Pantai Malabero, Bengkulu, menewaskan 8 penumpang dari total 107 orang yang berada di kapal tersebut.
Tragedi maut terjadi di perairan Pantai Malabero, Kota Bengkulu, Minggu (11/5). Sebuah kapal wisata bernama Tiga Putera, yang membawa 107 penumpang dari Pulau Tikus menuju Kota Bengkulu, mengalami kecelakaan dan karam. Peristiwa ini menewaskan delapan orang dan melukai beberapa lainnya. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 15.20 WIB, ketika kapal yang dikemudikan oleh Edi Susanto mengalami mati mesin berulang kali hingga akhirnya terbalik.
Berdasarkan keterangan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, total penumpang kapal tersebut berjumlah 107 orang, terdiri dari 101 penumpang dan enam anak buah kapal (ABK), termasuk pemilik kapal. Dari jumlah tersebut, 99 orang berhasil diselamatkan, sementara delapan orang lainnya meninggal dunia. Herwan juga menambahkan bahwa pendataan masih terus dilakukan, dan beberapa korban masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan dan duka mendalam bagi masyarakat Bengkulu. Proses evakuasi dan penanganan korban dilakukan dengan sigap oleh tim gabungan dari berbagai instansi terkait. Penyebab pasti kecelakaan masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwajib.
Kronologi Kecelakaan dan Identitas Korban
Kapal wisata Tiga Putera berangkat dari Pulau Tikus menuju Kota Bengkulu pada pukul 15.20 WIB. Namun, nahas menimpa kapal tersebut saat di tengah perjalanan. Mesin kapal mati beberapa kali, dan setelah upaya pengisian bensin, mesin kembali mati untuk kedua kalinya. Pada percobaan ketiga, kapal tiba-tiba miring dan akhirnya terbalik. Kejadian ini mengakibatkan beberapa penumpang terjebak dan mengalami luka-luka, bahkan hingga menyebabkan kematian.
Korban meninggal dunia terdiri dari berbagai daerah. Salah satu korban yang meninggal dunia adalah Silvia Alvionita (27) warga Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu. Ia ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri setelah kejadian dan meninggal dunia saat menjalani perawatan intensif di ruang ICU Rumah Sakit Bhayangkara Kota Bengkulu. Tujuh korban lainnya yang meninggal dunia adalah Riska Nurjanah (28) asal Lubuk Linggau, Sumatera Selatan; Ratna Kurniati (28) warga Kota Bengkulu; Tesya (20) warga Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu; Nesya (27) warga Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu; Arva Richi Dekry (29) warga Padang Utara, Provinsi Sumatera Barat; Yuni Saputri warga Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu; dan Suwantra yang merupakan warga Kabupaten Muaro Bungo, Provinsi Jambi.
Dari 99 penumpang yang selamat, tiga orang masih dirawat intensif di ruang ICU, sementara 10 korban lainnya dirawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu. Pihak berwenang terus melakukan pendataan dan memastikan semua korban teridentifikasi dan mendapatkan perawatan yang memadai.
Kondisi Korban dan Penanganan Medis
Kondisi para korban bervariasi, mulai dari luka ringan hingga luka berat. Beberapa korban mengalami trauma akibat kejadian tersebut. Tim medis dari berbagai rumah sakit di Kota Bengkulu bekerja keras untuk memberikan perawatan terbaik bagi para korban. Rumah Sakit Bhayangkara dan RSHD Kota Bengkulu menjadi pusat penanganan medis utama untuk para korban kecelakaan kapal tersebut. Pihak rumah sakit telah menyiapkan segala fasilitas dan tenaga medis yang dibutuhkan untuk menangani para korban.
Selain perawatan medis, dukungan psikososial juga diberikan kepada para korban dan keluarga mereka. Tim psikolog dan konselor telah dikerahkan untuk membantu para korban mengatasi trauma yang dialaminya. Pemerintah Provinsi Bengkulu juga berkomitmen untuk memberikan bantuan dan dukungan penuh kepada para korban dan keluarga mereka.
Proses identifikasi korban dan pencarian barang-barang milik korban masih terus dilakukan. Pihak berwajib bekerja sama dengan keluarga korban untuk memastikan semua barang milik korban dapat dikembalikan. Pemerintah Provinsi Bengkulu juga akan menjamin proses identifikasi dan pengembalian barang milik korban berjalan dengan lancar dan transparan.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait keselamatan pelayaran. Penting untuk selalu memastikan kelaikan kapal dan keselamatan penumpang sebelum melakukan perjalanan laut. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali di masa mendatang.