Tragedi Longsor Samarinda: Wagub Kaltim Bergerak Mitigasi Bencana dan Bantu Korban
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, berupaya melakukan mitigasi bencana tanah longsor di Samarinda pasca-tragedi yang menewaskan satu keluarga dan membentuk tim kajian untuk mencegah kejadian serupa.
Bencana tanah longsor yang terjadi di kawasan Belimau, Kelurahan Lempake, Samarinda, Kalimantan Timur pada Senin, 12 Mei 2023 dini hari, telah menewaskan satu keluarga yang terdiri dari empat jiwa dan melukai dua lainnya. Kejadian ini telah menyisakan duka mendalam bagi masyarakat Samarinda dan mendorong Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, untuk segera mengambil langkah mitigasi bencana.
Insiden ini terjadi akibat tanah bergerak yang disebabkan hujan deras. Wakil Gubernur langsung meninjau lokasi bencana pada Rabu, 14 Mei 2023, dan menyatakan keprihatinannya atas peristiwa tersebut. Ia juga menekankan perlunya kajian mendalam untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. "Kami tinjau ke sini memang keberadaannya kalau kita lihat dari aspek morfologi tanah memang tidak layak huni. Nah, ini juga perlu kita mitigasi bencana oleh ahli geologi," ujar Wagub Seno Aji di lokasi kejadian.
Selain menelan korban jiwa, longsor tersebut juga mengakibatkan lima kepala keluarga terdampak. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) telah memberikan bantuan berupa logistik, sembako, dan uang tunai kepada para korban. Masing-masing keluarga korban meninggal dunia menerima santunan sebesar Rp5.000.000, dan BPJS juga memberikan santunan sekitar Rp40.000.000 per korban. Pemprov Kaltim juga menawarkan bantuan pembangunan rumah layak huni bagi korban yang memiliki lahan.
Langkah Mitigasi Bencana Longsor
Sebagai upaya mitigasi, Wagub Seno Aji telah berkoordinasi dengan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Kaltim untuk melakukan kajian bersama Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida). Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan rawan longsor dan memberikan rekomendasi penanganan yang tepat. Hasil kajian tersebut akan disampaikan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim untuk ditindaklanjuti.
"Hasil kajian tersebut kami perintahkan untuk ditindaklanjuti oleh BPBD Kaltim supaya tidak ada lagi penduduk yang bermukim atau berdomisili di daerah rawan longsor," tegas Wagub Seno Aji. Langkah ini diharapkan dapat mencegah terjadinya bencana serupa di masa mendatang dan melindungi keselamatan warga.
Kajian bersama IAGI dan Brida ini akan mencakup aspek geologi, hidrologi, dan tata ruang untuk memberikan rekomendasi yang komprehensif. Rekomendasi tersebut akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk mengurangi risiko bencana longsor di wilayah rawan.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga akan meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mitigasi bencana dan langkah-langkah yang harus diambil ketika terjadi bencana alam.
Kisah Nuraini, Korban Selamat
Salah satu korban selamat, Nuraini (27), menceritakan pengalamannya saat kejadian. Ia terbangun oleh suara gemuruh dan melihat rumah di depannya ambruk akibat longsor. Beruntung, ia dan keluarganya berhasil menyelamatkan diri.
"Saya terbangun saat mendengar suara gemuruh dan melihat rumah di depan ambruk. Kami langsung menyelamatkan diri," ungkap Nuraini. Saat ini, ia dan keluarganya mengungsi di rumah kerabat di kawasan Bendungan, Kelurahan Lempake.
Nuraini mengaku trauma dan tidak ingin lagi tinggal di kawasan rawan longsor. Kisah Nuraini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan perlunya perhatian lebih terhadap keselamatan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
Kejadian ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Kerja sama antara pemerintah, ahli geologi, dan masyarakat sangat penting dalam upaya mitigasi bencana dan penanggulangan dampaknya.
Kesimpulan
Tragedi longsor di Samarinda menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat. Langkah-langkah yang diambil oleh Pemprov Kaltim, termasuk kajian bersama IAGI dan Brida serta bantuan kepada korban, menunjukkan komitmen pemerintah dalam menangani bencana dan melindungi warganya. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga untuk membangun sistem mitigasi bencana yang lebih efektif di masa depan.