Universitas Brawijaya Kukuhkan 8 Profesor Baru dari Berbagai Bidang Ilmu
Universitas Brawijaya (UB) Malang resmi mengukuhkan 8 profesor baru dari berbagai disiplin ilmu, dengan fokus riset pada isu keberlanjutan, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.
Universitas Brawijaya (UB) Malang baru saja menambah delapan profesor baru dalam berbagai bidang ilmu. Pengukuhan tersebut berlangsung di Gedung Samantha Krida, Kamis, 30 Januari 2024. Kehadiran para profesor baru ini menunjukkan komitmen UB dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan inovasi.
Para profesor yang dikukuhkan mencakup beragam bidang keilmuan. Prof. Aulia Fuad Rahman fokus pada Kebencanaan Lingkungan dan Emisi Vulkanik, sementara Prof. Ahsan berkonsentrasi pada Ilmu Keperawatan. Prof. Aida Sartimbul ahli dalam Ilmu Oseanografi Perikanan dan Dinamika Ekosistem Laut, dan Prof. Ani Budi Astuti menguasai Ilmu Statistika Bayesian Kesehatan. Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan Pelaporan Korporat diwakili oleh Prof. Aulia Fuad Rahman (yang juga profesor di bidang lain), Prof. Barlah Rumahyati di bidang Ilmu Kimia Analitik Lingkungan, Prof. Solimun di bidang Ilmu Statistika Manajemen, dan Prof. Syahrul Kurniawan di bidang Ilmu Manajemen Agroforestri dan Kesuburan Tanah.
Salah satu profesor, Prof. Aulia Fuad Rahman, dalam orasi ilmiahnya memperkenalkan SDGs-Based Integrated Reporting Objectives (SIRO). SIRO merupakan sebuah konsep integrasi pelaporan ESG (lingkungan, sosial, dan tata kelola) dan keuangan. Tujuannya memberikan gambaran holistik kinerja perusahaan dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) kepada seluruh pemangku kepentingan. Ia menekankan pentingnya integrasi laporan ESG dan keuangan untuk menciptakan akuntabilitas yang komprehensif bagi perusahaan.
Prof. Aulia menjelaskan perbedaan fokus antara laporan keuangan dan ESG. Laporan keuangan, menurutnya, lebih berorientasi pada investor dan kreditor, dengan fokus jangka pendek dan evaluasi historis. Sebaliknya, laporan ESG berfokus pada seluruh pemangku kepentingan dan memiliki dimensi kinerja jangka panjang. Model SIRO diharapkan dapat mendorong perusahaan untuk lebih bertanggung jawab tidak hanya pada aspek keuangan, tetapi juga sosial dan lingkungan.
Sementara itu, Prof. Syahrul Kurniawan memaparkan tentang Rancang Bangun Sistem Agroforestri dan Iklim (RaSaBATI). RaSaBATI bertujuan untuk mengakselerasi pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan hutan lestari dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Prof. Syahrul menekankan pentingnya tata kelola sosial ekonomi dan lingkungan yang baik, serta dukungan pemerintah dalam mengarusutamakan agroforestri di wilayah perhutanan sosial.
Dalam paparannya, Prof. Syahrul menyoroti masalah alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian musiman. Praktik ini, meskipun meningkatkan pendapatan masyarakat jangka pendek, juga berdampak negatif pada iklim, peningkatan bencana hidrometeorologi, dan degradasi kesuburan tanah. RaSaBATI diharapkan dapat menjadi solusi untuk menyeimbangkan kebutuhan ekonomi masyarakat dengan pelestarian lingkungan.
Pengukuhan delapan profesor baru ini menandai langkah signifikan UB dalam memajukan berbagai disiplin ilmu dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Riset dan inovasi yang mereka kembangkan diharapkan dapat memberikan solusi bagi berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia.