Usulan Provinsi Jawa Selatan: Perlu Kajian Mendalam, Kata Pakar
Pakar kebijakan publik Unsoed menilai usulan pembentukan Provinsi Jawa Selatan perlu kajian mendalam terkait kelayakan dan implikasi pembentukannya terhadap pembangunan Jawa Tengah.
Purwokerto, 7 Mei 2024 - Usulan pembentukan Provinsi Jawa Selatan (Jasela) yang meliputi wilayah Jawa Tengah bagian selatan tengah menjadi perbincangan hangat. Anggota DPD RI, Abdul Kholik, mengusulkan pembentukan provinsi baru ini sebagai daerah khusus penyangga pangan nasional, mengingat potensi pertanian dan maritim yang besar di wilayah tersebut. Namun, seorang pakar kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Slamet Rosyadi, menyatakan perlunya kajian mendalam sebelum mengambil keputusan.
Slamet Rosyadi menekankan pentingnya kajian untuk memastikan kelayakan Jasela sebagai provinsi khusus penyangga pangan. Ia mempertanyakan logika di balik usulan tersebut, mengingat implikasi pembentukan provinsi baru yang luas, terutama beban pendanaan yang signifikan sebelum daerah otonomi baru tersebut mampu berdiri sendiri. "Usulan pembentukan provinsi daerah khusus penyangga pangan di wilayah Jasela itu ide yang menarik, tapi itu perlu kajian," ujarnya di Purwokerto.
Menurutnya, optimalisasi potensi Jasela dapat dicapai tanpa perlu pembentukan provinsi baru. Penguatan pembangunan di salah satu kabupaten di wilayah Jasela sebagai penyangga pangan, misalnya, merupakan solusi yang lebih rasional dan efektif. Hal ini juga sejalan dengan kewenangan Gubernur Jawa Tengah dalam pemerataan pembangunan antar wilayah.
Potensi Jasela dan Tantangan Pembentukan Provinsi Baru
Abdul Kholik, pengusul pembentukan Provinsi Jasela, menyatakan usulannya didasarkan pada hasil pengawasan pembangunan Jawa Tengah selama lima tahun terakhir. Ia melihat adanya ketimpangan pembangunan antara wilayah utara dan selatan Jawa Tengah. Pembentukan Provinsi Jasela, menurutnya, merupakan solusi ideal untuk mengatasi ketimpangan tersebut dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, penanganan kemiskinan, dan pengembangan potensi daerah.
Wilayah Jasela, yang meliputi Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonosobo, memiliki potensi besar di sektor pertanian dan maritim. Potensi ini, menurut Kholik, dapat mendukung Jasela sebagai penyangga pangan nasional. Ia juga menekankan bahwa tidak ada moratorium pemerintah untuk pembentukan provinsi dengan jalur khusus, seperti daerah istimewa atau daerah khusus.
Kholik optimistis usulannya dapat diwujudkan. Ia akan terus berkomunikasi dengan pemerintah untuk mewujudkan visi tersebut. "Mudah-mudahan akselerasi ini, terobosan yang tadi saya konstruksikan dari semua fakta ini akan sangat menguntungkan untuk daerah, regional, bahkan nasional," katanya.
Kajian Mendalam sebagai Langkah Strategis
Slamet Rosyadi menambahkan bahwa Gubernur Jawa Tengah seharusnya berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan di wilayah selatan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan. Ia menekankan pentingnya pemerataan pembangunan tanpa harus membentuk provinsi baru. "Gubernur harus diingatkan bahwa daerah-daerah yang tertinggal harus mendapatkan perhatian agar tidak ada ketimpangan dengan daerah lain," tegasnya.
Pembentukan provinsi baru, menurut Slamet, memiliki implikasi yang kompleks dan memerlukan kajian yang komprehensif. Kajian tersebut harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk aspek ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan. Hasil kajian ini akan menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat dan terukur.
Kesimpulannya, perdebatan mengenai pembentukan Provinsi Jawa Selatan masih memerlukan kajian mendalam untuk mempertimbangkan berbagai aspek dan dampaknya. Pemerataan pembangunan dan optimalisasi potensi daerah menjadi kunci utama dalam menyelesaikan permasalahan ketimpangan pembangunan di Jawa Tengah.