Utusan Trump Menuju Moskow, Negosiasi Gencatan Senjata Ukraina di Ujung Tanduk
Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, akan terbang ke Moskow untuk melobi gencatan senjata 30 hari di Ukraina, di tengah ancaman sanksi ekonomi AS terhadap Rusia jika proposal tersebut ditolak.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Steve Witkoff, utusan khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, akan segera melakukan perjalanan ke Moskow untuk bernegosiasi dengan pejabat Rusia. Tujuan utama kunjungan tersebut adalah membahas proposal gencatan senjata selama 30 hari guna menghentikan konflik di Ukraina. Kunjungan ini dijadwalkan akhir pekan ini, menyusul komunikasi intensif antara tim Trump dan pihak Rusia.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menjelaskan bahwa Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz telah melakukan pembicaraan telepon dengan mitranya dari Rusia. Leavitt menekankan bahwa tim Presiden Trump terus berkomunikasi dengan Rusia menjelang kunjungan Witkoff. Meskipun detail waktu kedatangan Witkoff dan pihak yang akan ditemuinya belum diungkapkan, Gedung Putih mendesak Rusia untuk menerima proposal gencatan senjata tersebut.
Leavitt menyampaikan seruan langsung kepada Rusia, “Kami mendesak Rusia untuk menyetujui rencana itu. Ini adalah momen terdekat kita dengan perdamaian dalam perang ini. 'Kami sudah berada di garis akhir', dan presiden berharap Rusia membantu kami menyelesaikan ini,” katanya. Ia bahkan menggunakan analogi sepak bola Amerika untuk menggambarkan betapa dekatnya kesepakatan tersebut tercapai, hanya tinggal menunggu dukungan dari pihak Rusia.
Peran Witkoff dan Negosiasi Sebelumnya
Witkoff, dalam beberapa waktu terakhir, memainkan peran yang semakin penting dalam pemerintahan Trump, melampaui tugas-tugas formal jabatannya. Ia sebelumnya terlibat dalam negosiasi yang berhasil membebaskan warga negara Amerika, Marc Fogel, yang ditahan di Rusia selama lebih dari tiga tahun. Pengalaman ini menunjukkan kapabilitas Witkoff dalam menangani situasi diplomatik yang rumit.
Proposal gencatan senjata 30 hari, yang oleh Trump disebut sebagai “gencatan senjata total,” telah diterima oleh Ukraina. Hal ini menyusul pembicaraan antara delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Waltz dengan pihak Ukraina di Arab Saudi.
Meskipun pernyataan bersama pasca-pertemuan tidak menyebutkan klausul “jaminan keamanan” dari AS, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan dalam pesan video bahwa isu tersebut telah dibahas. Ia menambahkan bahwa AS dan Ukraina akan membahas jaminan keamanan lebih rinci jika gencatan senjata benar-benar diterapkan.
Ancaman Sanksi dan Harapan Perdamaian
Presiden Trump meningkatkan tekanan dengan mengancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi yang “menghancurkan” terhadap Rusia jika Presiden Vladimir Putin menolak proposal gencatan senjata. Trump menyatakan bahwa nasib proposal tersebut kini berada di tangan Kremlin.
Trump menambahkan, “Ada banyak langkah yang bisa dilakukan, dan itu tidak akan menyenangkan bagi Rusia dari segi finansial. Saya bisa mengambil langkah yang sangat merugikan secara ekonomi bagi Rusia, tetapi saya tidak ingin melakukan itu karena saya ingin mencapai perdamaian. Kami semakin dekat untuk mencapai kesepakatan.” Pernyataan ini menunjukkan keseriusan AS dalam mencapai perdamaian, namun juga kesiapan untuk mengambil tindakan tegas jika negosiasi gagal.
Kunjungan Witkoff ke Moskow menjadi titik krusial dalam upaya mencapai gencatan senjata di Ukraina. Hasil dari negosiasi ini akan menentukan langkah selanjutnya dalam konflik yang telah berlangsung lama ini, dan dampaknya akan terasa secara global.