Vaksinasi PMK Sapi di Bantul Kembali Dilakukan untuk Tekan Penyebaran Wabah
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul kembali melakukan vaksinasi PMK pada sapi untuk menekan penyebaran wabah setelah menerima 33.080 dosis vaksin baru, dengan kasus PMK di Bantul mencapai 369 sapi sejak Desember 2024.
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali gencar melakukan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak sapi. Upaya ini dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul sebagai langkah menekan penyebaran wabah yang hingga saat ini masih menjadi perhatian serius.
Vaksinasi tahap terbaru ini dimulai awal Januari 2025 dan berlanjut setelah DKPP Bantul menerima tambahan 33.080 dosis vaksin PMK dari pemerintah pusat. Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, menyampaikan bahwa antusiasme peternak sapi terhadap program vaksinasi ini sangat tinggi. Petugas dari Pos Kesehatan Hewan (Poskeswan) yang terjun langsung ke kandang-kandang sapi menjadi ujung tombak keberhasilan program ini.
Mengapa vaksinasi PMK penting? PMK merupakan penyakit yang sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung antar hewan, maupun melalui perantara seperti kendaraan pengangkut dan peralatan peternakan. Vaksinasi menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.
Bagaimana vaksinasi dilakukan? Vaksinasi PMK di Bantul difokuskan di daerah-daerah yang memiliki mobilitas ternak tinggi, seperti di Segoroyoso dan Pajangan. Kedua kecamatan ini dikenal sebagai sentra perdagangan sapi, sehingga vaksinasi di wilayah ini menjadi prioritas untuk mencegah penyebaran wabah yang lebih masif.
Berdasarkan data DKPP Bantul, sejak 1 Desember 2024 hingga 19 Januari 2025 tercatat 369 kasus PMK pada sapi. Dari jumlah tersebut, 39 sapi mati, tiga sapi dipotong paksa, dan 31 sapi berhasil sembuh. Sebagai bagian dari upaya pengendalian, Pasar Hewan Imogiri sempat ditutup sementara.
Upaya Pengendalian Lainnya Selain vaksinasi, DKPP Bantul juga mengimbau peternak untuk tidak menjual sapi dengan harga murah. Hal ini bertujuan mencegah kerugian peternak dan menekan penyebaran wabah. DKPP Bantul juga mendorong peternak untuk melakukan tindakan pencegahan lainnya, seperti mengisolasi sapi yang sakit, melakukan desinfeksi kandang, dan memisahkan sapi sakit dari sapi sehat.
Ke depannya, DKPP Bantul akan terus memantau perkembangan situasi dan melakukan upaya pencegahan serta pengendalian wabah PMK. Kerja sama antara pemerintah dan peternak sapi sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran PMK dan melindungi aset peternakan di Kabupaten Bantul.