Warga Kebon Pala Bersihkan Lumpur Pascabanjir, Kerja Bakti Dilakukan Sejak Pagi
Banjir di Kebon Pala, Jakarta Timur, telah surut, namun warga masih berjibaku membersihkan lumpur dan sampah sisa banjir yang merendam rumah dan jalanan.
Banjir yang melanda Jalan Kebon Pala II, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur pada Minggu (2/3) malam telah surut. Namun, dampaknya masih terasa bagi warga setempat yang kini berjibaku membersihkan lumpur dan sampah sisa banjir. Kerja bakti massal dilakukan sejak pagi hari untuk memulihkan kondisi lingkungan. Proses pembersihan melibatkan warga, petugas Dinas Sumber Daya Air (SDA), Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, dan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
"Iya ini kita dari enam RT di RW 04 lagi bersih-bersih sampah sama lumpurnya, dari pagi kita jam 06.00 WIB sampai sekarang," ujar Rukimah (53), Ketua RT 12/RW 04, saat ditemui di lokasi, Rabu (5/3). Pembersihan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari jalanan hingga rumah-rumah warga yang terdampak. Keterlibatan berbagai pihak menunjukkan sinergi dalam upaya pemulihan pascabanjir.
Meskipun banjir mulai surut sekitar pukul 10.00 WIB dengan ketinggian air mencapai 100 sentimeter, banyak warga yang masih kelelahan dan belum bisa langsung berpartisipasi dalam kerja bakti. "Warga pun belum banyak yang kerja bakti. Masih lelah katanya, sebagian yang mengungsi juga sudah pada balik karena esok hari sekolah mulai aktivitas kembali," jelas Sanusi, Ketua RT 13/RW 04 Kampung Melayu.
Pembersihan Rumah dan Penataan Barang
Tidak hanya membersihkan jalanan, warga juga membersihkan rumah masing-masing dari sisa-sisa lumpur. Banyak warga terlihat mengecek dan menata kembali barang-barang mereka, termasuk barang elektronik, pakaian, lemari, dan kasur. Proses ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar, mengingat dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh banjir.
Kondisi ini menunjukkan betapa besarnya dampak banjir bagi kehidupan warga. Selain kerugian materiil, banjir juga menimbulkan kelelahan fisik dan mental bagi warga yang harus berjuang untuk memulihkan kondisi lingkungan dan kehidupan mereka.
Proses pembersihan pascabanjir ini menuntut kerja sama dan gotong royong yang tinggi dari warga. Dukungan dari pemerintah daerah melalui berbagai instansi terkait juga sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan.
Kondisi Banjir di Jakarta
Banjir yang disebabkan oleh curah hujan tinggi dan luapan sejumlah sungai masih merendam beberapa wilayah di Jakarta. Berdasarkan data dari Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan, pada Rabu siang masih ada 36 RT di tiga wilayah Jakarta yang terendam banjir.
Jumlah ini menurun dibandingkan dengan puncaknya pada Selasa (4/3) yang mencapai 122 RT di empat kota administrasi. "Kami masih mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan (banjir) di setiap wilayah," kata Yohan. Penurunan jumlah RT yang terdampak menunjukkan upaya penanganan banjir yang dilakukan oleh pemerintah daerah mulai menunjukkan hasil.
Ketinggian air juga terus menyusut. Genangan tertinggi tercatat di Kelurahan Bintaro dan Kebon Baru, Jakarta Selatan, dengan kedalaman dua meter. "Kami mencatat saat ini genangan terjadi di 36 RT yang terdiri dari Jakarta Barat 9 RT, Jakarta Selatan 13 RT dan Jakarta Timur 14 RT," jelas Yohan. Data ini menunjukkan bahwa situasi banjir di Jakarta terus membaik.
Proses pemulihan pascabanjir di Kebon Pala dan wilayah Jakarta lainnya masih terus berlangsung. Kerja keras dan gotong royong warga, serta dukungan dari pemerintah, diharapkan dapat mempercepat pemulihan dan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan oleh bencana alam ini.