Waspada DBD pada Anak: Kesigapan Orang Tua Kunci Pencegahan Kematian
Dinkes Kaltim ingatkan orang tua untuk waspada terhadap gejala DBD pada anak, karena perkembangan penyakit yang cepat dan dapat berujung kematian jika penanganan terlambat.
Demam berdarah dengue (DBD) pada anak menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur (Kaltim). Meningkatnya kasus DBD yang berujung kematian mendorong Dinkes Kaltim untuk menekankan pentingnya kesigapan orang tua dalam mengenali gejala awal penyakit ini. Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kaltim, Adi Permana, di Samarinda, Sabtu (22/2).
Menurut Adi Permana, DBD pada anak memiliki perkembangan yang cepat dan gejala yang seringkali tidak terduga. Kewaspadaan dini dari orang tua sangat krusial untuk mencegah kondisi semakin memburuk. Ia menjelaskan bahwa pola infeksi DBD mirip dengan COVID-19, dengan beberapa kasus tanpa gejala (OTG), sementara lainnya berkembang menjadi kondisi serius. Kecepatan perkembangan penyakit ini menjadi tantangan utama dalam penanganan.
"DBD dapat mengancam nyawa dalam waktu singkat, tidak seperti penyakit kronis lainnya," tegas Adi Permana. Ia menambahkan bahwa periode kritis DBD seringkali terjadi pada hari kelima setelah demam. Pada fase ini, anak mungkin tampak membaik dan aktif, namun kondisi mereka dapat menurun drastis. Hal ini menyebabkan banyak orang tua menjadi lengah.
Memahami Gejala dan Fase Kritis DBD
Adi Permana menjelaskan pentingnya pemantauan sejak awal infeksi. Penanganan yang cepat dan efektif sangat bergantung pada kesadaran orang tua dalam mengenali gejala awal DBD. Pemahaman tentang siklus penyakit, termasuk fase kritisnya, sangat penting agar orang tua dapat memantau kondisi anak dengan lebih baik. Gejala awal DBD bisa mirip dengan flu biasa, sehingga orang tua perlu lebih teliti.
Ia juga menekankan pentingnya mencatat riwayat demam anak secara detail. Informasi ini sangat krusial bagi tenaga kesehatan untuk menentukan fase penyakit dan memberikan penanganan yang tepat. Kesalahan informasi dapat berakibat fatal, bahkan menyebabkan kematian. "Banyak kasus kematian akibat DBD yang kami audit menunjukkan bahwa orang tua seringkali menganggap anak sudah sembuh setelah demam mereda, padahal kondisi anak bisa memburuk dengan cepat," ungkap Adi Permana.
Orang tua perlu waspada terhadap tanda-tanda penurunan kondisi yang tiba-tiba, seperti tangan dan badan yang menjadi dingin, hingga kebiruan akibat kebocoran plasma. Gejala ini menandakan kondisi anak sudah kritis dan membutuhkan penanganan medis segera. Keterlambatan penanganan menjadi penyebab utama kasus DBD berujung kematian, meskipun fasilitas kesehatan sudah siap memberikan pelayanan.
Peran Orang Tua dalam Pencegahan dan Penanganan DBD
Kesadaran dan tindakan cepat dari orang tua sangat penting dalam mencegah kematian akibat DBD. Meskipun fasilitas kesehatan telah siap, tanpa kesadaran dan tindakan cepat dari orang tua, upaya penanganan akan sia-sia. Oleh karena itu, Dinkes Kaltim terus mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap DBD, terutama saat anak mengalami demam.
Orang tua perlu memahami gejala-gejala DBD, termasuk fase kritisnya, dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan. Penanganan dini sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Selain itu, orang tua juga perlu menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit DBD.
Pencegahan DBD dapat dilakukan dengan cara 3M Plus, yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali barang bekas. Plus, yaitu menjaga kebersihan lingkungan, menggunakan kelambu, dan menggunakan obat anti nyamuk. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, diharapkan angka kematian akibat DBD pada anak dapat ditekan.
Kesimpulannya, kesigapan orang tua dalam memahami gejala DBD pada anak dan bertindak cepat sangat krusial untuk mencegah kematian. Pemantauan kondisi anak secara ketat, pencatatan riwayat demam yang akurat, dan penanganan medis segera sangat penting dalam menghadapi penyakit ini. Kerja sama antara orang tua dan tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kematian akibat DBD.