Waspada! Dinkes Lebak Imbau Warga Antisipasi Penularan ISPA di Bulan Ramadhan
Dinas Kesehatan Lebak meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ISPA akibat perubahan cuaca selama Ramadhan, dengan mengutamakan peningkatan daya tahan tubuh dan PHBS.
Lebak, Banten, 10 Maret 2024 - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Banten, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di tengah perubahan cuaca selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah. Peningkatan kasus ini disebabkan oleh virus influenza yang menular dengan mudah antar individu. Imbauan ini dikeluarkan menyusul lonjakan kasus ISPA yang mencapai puluhan ribu pasien, jauh lebih tinggi dibandingkan penyakit lainnya.
Kepala Pelaksana Harian Dinkes Kabupaten Lebak, dr. Budi Mulyanto, menjelaskan bahwa pencegahan utama ISPA adalah dengan menjaga daya tahan tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, dan olahraga ringan yang disesuaikan dengan ibadah puasa. Selain itu, penggunaan masker medis di tempat umum juga sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko penularan.
Perubahan cuaca, khususnya curah hujan yang tinggi selama bulan Ramadhan, menjadi faktor yang memperparah penyebaran virus influenza penyebab ISPA. Oleh karena itu, kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan menjadi sangat penting untuk melindungi masyarakat dari ancaman penyakit ini.
Mencegah ISPA dengan PHBS dan Pola Makan Sehat
dr. Budi Mulyanto menekankan pentingnya menjaga daya tahan tubuh melalui konsumsi makanan bergizi, kaya vitamin, dan mineral. Sayuran dan buah-buahan sangat dianjurkan untuk meningkatkan imunitas tubuh. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan air bersih.
"Kami optimistis, jika PHBS menjadi budaya hidup dan diimbangi dengan konsumsi makanan bergizi, masyarakat akan terhindar dari penyebaran ISPA, bahkan di musim kemarau sekalipun," ujar dr. Budi.
Lebih lanjut, dr. Budi menjelaskan bahwa sebagian besar pasien ISPA berobat ke puskesmas, klinik, rumah sakit, bahkan mantri kampung. Ia mengingatkan bahaya ISPA, terutama jika berkembang menjadi pneumonia yang dapat membahayakan nyawa pasien. Oleh karena itu, pemeriksaan dini ke tenaga medis sangat penting.
Gejala ISPA yang perlu diwaspadai antara lain: hidung tersumbat dan pilek, batuk kering tanpa dahak, demam ringan, sakit tenggorokan, sakit kepala ringan, bernapas cepat atau kesulitan napas, dan warna kebiruan pada kulit akibat kekurangan oksigen. "Kami meminta warga yang mengalami gejala ISPA segera memeriksakan diri ke tenaga medis untuk mencegah komplikasi yang lebih serius," imbau dr. Budi.
Pengalaman Pasien ISPA di Rangkasbiting
Siti Samsiah, warga Rangkasbiting, Kabupaten Lebak, membagikan pengalamannya sebagai pasien ISPA. Ia mengaku telah berobat dua kali ke klinik, namun belum sembuh sepenuhnya. "Saya masih batuk-batuk, disertai dahak dan pilek," ujarnya.
Kisah Siti Samsiah menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan dan upaya pencegahan ISPA. Dengan menerapkan pola hidup sehat dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala, masyarakat dapat meminimalisir risiko terkena ISPA dan mencegah komplikasi yang berbahaya.
Dinkes Lebak terus berupaya melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan ISPA. Kerjasama antara masyarakat dan petugas kesehatan sangat penting dalam memutus mata rantai penularan penyakit ini.