Bahaya Lontong Plastik: Gangguan Kesehatan hingga Risiko Kanker?
Pakar kesehatan UI ungkap bahaya lontong plastik bagi kesehatan, mulai dari gangguan hormonal hingga risiko kanker; anjurkan penggunaan pembungkus alami dan penyimpanan yang tepat.
Jakarta, 18 Maret 2024 (ANTARA) - Ahli gizi masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum., mengungkapkan bahaya kesehatan serius yang mengintai akibat penggunaan plastik sebagai pembungkus lontong atau ketupat. Penggunaan plastik, terutama saat terkena panas proses pengukusan, melepaskan zat kimia berbahaya yang dapat mencemari makanan dan terakumulasi dalam tubuh.
Dalam wawancara dengan ANTARA pada Selasa, Dr. Tan menjelaskan bahwa zat kimia yang terlepas dari plastik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Mulai dari gangguan hormonal dan masalah reproduksi hingga ancaman serius seperti risiko kanker. Bahaya ini mengintai karena zat kimia tersebut masuk ke dalam makanan dan kemudian terkonsumsi oleh manusia.
Secara tradisional, lontong dan ketupat dibungkus dengan bahan alami seperti daun pisang atau daun janur kelapa. Metode tradisional ini terbukti lebih aman dan bahkan memberikan aroma khas yang meningkatkan selera makan. Aroma wangi dari daun pisang atau janur kelapa pada lontong dan ketupat menjadi ciri khas dan menambah kelezatan saat disantap bersama hidangan Lebaran seperti rendang atau opor ayam.
Ancaman Zat Kimia dari Plastik Pembungkus Lontong
Dr. Tan menekankan pentingnya menghindari penggunaan plastik untuk membungkus lontong dan ketupat. "Plastik yang terpapar panas, terutama jenis tertentu, dapat melepaskan zat kimia berbahaya yang bisa masuk ke dalam makanan dan tubuh, menyebabkan masalah kesehatan seperti gangguan hormonal, masalah reproduksi, dan bahkan risiko kanker," tegasnya. Pernyataan ini menyoroti urgensi beralih ke metode tradisional yang lebih aman.
Penggunaan bahan alami seperti daun pisang atau janur kelapa tidak hanya lebih aman, tetapi juga memberikan cita rasa dan aroma tradisional yang sulit ditiru oleh bahan sintetis. Aroma khas ini menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner Indonesia, khususnya saat perayaan hari raya.
Selain itu, Dr. Tan juga memberikan saran praktis untuk menjaga kualitas lontong yang telah dimasak. Ia menganjurkan penyimpanan di lemari pendingin (kulkas) untuk mencegah pembusukan dan menjaga kesegaran lontong hingga disajikan kembali. "Menyimpan lontong sebaiknya sama seperti nasi matang. Masuk kulkas dan kukus ulang saat mau makan," jelasnya.
Tips Aman Konsumsi Lontong dan Ketupat
Untuk memastikan konsumsi lontong dan ketupat tetap sehat dan aman, Dr. Tan menyarankan agar masyarakat mengonsumsi dengan bijak dan takaran yang tepat. "Takaran yang dianjurkan sekali makan adalah satu ukuran ketupat atau lontong, karena itu setara dengan satu porsi nasi yaitu 150 gram," imbuhnya. Anjuran ini penting untuk menjaga asupan kalori dan nutrisi seimbang.
Kesimpulannya, penting untuk memperhatikan bahan pembungkus dan cara penyimpanan lontong dan ketupat agar terhindar dari risiko kesehatan. Menggunakan bahan alami dan menerapkan teknik penyimpanan yang tepat dapat menjaga kualitas dan keamanan makanan, serta memastikan kita menikmati hidangan Lebaran dengan sehat dan aman.
Penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan bijak dalam memilih bahan pembungkus makanan. Kesadaran akan bahaya penggunaan plastik pada makanan dapat mencegah berbagai masalah kesehatan di kemudian hari.