Mahasiswa Mercu Buana Raih Perak di IPITEx 2025 lewat Inovasi Pencari Kiblat
Fajar Kurniawan, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Mercu Buana, meraih medali perak di IPITEx 2025 berkat inovasi alat pencari arah kiblat berbasis suara untuk tunanetra.
Mahasiswa Universitas Mercu Buana (UMB) berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Fajar Kurniawan, mahasiswa program studi S1 Teknik Elektro, meraih medali perak dalam ajang International Intellectual Property, Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx) 2025 di Bangkok, Thailand. Prestasi membanggakan ini diraih berkat inovasi alat bantu pencari arah kiblat yang ia kembangkan.
Inovasi Pencari Kiblat Berbasis Suara
Inovasi yang membawanya meraih medali perak adalah "Voice-Guided Qibla Direction Finder for Blind Individuals." Alat ini dirancang khusus untuk membantu penyandang tunanetra menentukan arah kiblat dengan akurat menggunakan panduan suara. Fajar mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini, mengatakan, "Saya tidak menyangka project yang saya bangun bisa sampai sejauh ini. Dengan medali perak yang dibawa pulang, saya sudah sangat bersyukur."
Ide brilian ini bermula dari tugas mata kuliah Perancangan Aplikasi dan Sistem Teknik Elektro (PASTEL). Setelah melalui proses pengembangan dan penyempurnaan, inovasi Fajar kemudian diikutsertakan dalam Mercu Buana Innovation Week 2024. Keberhasilannya di kompetisi internal kampus menjadi tiket emas bagi Fajar untuk melaju ke kompetisi tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA).
Dukungan Universitas dan Komitmen SDGs
Universitas Mercu Buana memberikan apresiasi yang tinggi atas pencapaian Fajar. Dr. Zulfa Fitri Ikatrinasari, M.T., Dekan Fakultas Teknik UMB, menyatakan komitmen universitas untuk terus mendukung mahasiswa dalam menciptakan inovasi berdampak luas. Ia menekankan, "Kami percaya bahwa pendidikan tinggi tidak hanya tentang memperoleh ilmu, tetapi juga tentang bagaimana mahasiswa dapat menciptakan solusi nyata bagi masyarakat." Universitas berkomitmen mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam mengurangi kesenjangan bagi penyandang disabilitas.
Lebih lanjut, Dr. Zulfa menjelaskan bahwa UMB akan terus mendorong semangat inovasi dan kolaborasi di kalangan mahasiswa. Hal ini bertujuan agar setiap mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka dan memberikan kontribusi positif bagi dunia. Pencapaian Fajar menjadi bukti nyata komitmen UMB dalam mencetak generasi inovator yang peduli terhadap isu sosial.
Dampak Inovasi dan Harapan Masa Depan
Inovasi Fajar tidak hanya sekadar alat pencari kiblat, tetapi juga solusi nyata yang meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang tunanetra dalam menjalankan ibadah. Keberhasilannya di IPITEx 2025 membuktikan bahwa inovasi Indonesia mampu bersaing di tingkat internasional. Prestasi ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lain untuk terus berkarya dan menciptakan solusi inovatif untuk berbagai permasalahan di masyarakat.
Ke depannya, diharapkan inovasi ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan diproduksi secara massal sehingga dapat menjangkau lebih banyak penyandang tunanetra di seluruh dunia. Dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun swasta, sangat penting untuk mewujudkan hal ini. Dengan demikian, inovasi Fajar dapat memberikan manfaat yang lebih luas dan berdampak positif bagi kehidupan banyak orang.
Pencapaian Fajar Kurniawan merupakan bukti nyata bahwa mahasiswa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam bidang inovasi dan teknologi. Semoga prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus berkarya dan berinovasi demi kemajuan bangsa.