Makanan dan Minuman Tak Langsung Sebabkan Penyakit Ginjal, Ini Kata Dokter Spesialis Anak
Dokter spesialis anak, Dr. dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A, menjelaskan bahwa makanan dan minuman tidak secara langsung menyebabkan penyakit ginjal, melainkan melalui proses bertahap seperti obesitas yang meningkatkan risiko hipertensi dan diabetes.
Jakarta, 14 Maret (ANTARA) - Makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari ternyata tidak secara langsung menyebabkan penyakit ginjal. Hal ini ditegaskan oleh Dokter spesialis anak, pakar ginjal dan saluran kemih RSCM, Dr. dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp. A, Subs. Nefrologi (K), dalam sebuah webinar baru-baru ini. Penjelasannya memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai hubungan antara pola makan dan kesehatan ginjal.
Dokter Eka menjelaskan bahwa dampak buruk makanan dan minuman terhadap ginjal terjadi secara bertahap. Konsumsi makanan yang berlebihan, tinggi gula, garam, dan lemak, dapat menyebabkan obesitas. Obesitas inilah yang kemudian meningkatkan risiko hipertensi, kadar gula darah tinggi (diabetes melitus), dan penyakit kronis lainnya. Penyakit-penyakit inilah yang pada akhirnya dapat memicu gagal ginjal di masa dewasa muda.
"Jadi melewati berbagai proses dahulu kalau makan terlalu banyak, gula banyak, jumlah makanan banyak, garam banyak, dampaknya anak obesitas kemudian obesitas menyebabkan risiko hipertensi, kadar gula darah tinggi, diabetes melitus, penyakit itu yang di masa dewasa muda bisa menyebabkan gagal ginjal," ujar dokter Eka menjelaskan proses kompleks yang menghubungkan pola makan dengan penyakit ginjal.
Makanan Olahan vs. Makanan Segar dan Kesehatan Ginjal
Dokter Eka menekankan bahwa baik makanan olahan maupun makanan segar (real food) tidak secara langsung menyebabkan gagal ginjal. Yang perlu diperhatikan adalah pola konsumsi dan keseimbangan nutrisi. Konsumsi berlebihan, tanpa memperhatikan keseimbangan nutrisi, justru yang berisiko. Pertumbuhan anak yang sehat, ditunjukkan dengan kurva pertumbuhan yang positif, mengindikasikan kesehatan ginjal yang baik.
Namun, orang tua tetap perlu waspada terhadap tanda-tanda yang mencurigakan. Perubahan warna urin yang tidak normal, tekstur urin yang berbusa seperti busa detergen, merupakan indikasi yang perlu diwaspadai dan segera diperiksakan ke dokter. Hal ini penting untuk mendeteksi dini kemungkinan masalah ginjal pada anak.
Selain itu, pemeriksaan tekanan darah secara berkala juga sangat penting. Tekanan darah tinggi pada anak memiliki kaitan erat dengan penyakit ginjal. Untuk anak di atas 3 tahun, disarankan untuk melakukan tes tekanan darah secara rutin sebagai upaya skrining awal, meskipun terkadang sulit dilakukan karena anak sulit untuk tenang.
Penyakit Ginjal dan Dampaknya pada Tubuh
Lebih lanjut, Dokter Eka menjelaskan bahwa penyakit ginjal menyebabkan tubuh tidak mampu membuang limbah melalui urine secara efektif. Akibatnya, racun atau toksin akan menumpuk dalam tubuh dan mengganggu sistem tubuh lainnya. Kondisi ini dapat berdampak serius pada kesehatan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan sehat, seimbang, dan bergizi. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat dianjurkan untuk mendapatkan panduan yang tepat dalam mengatur pola makan sesuai dengan kebutuhan individu dan usia. Deteksi dini dan perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
Kesimpulannya, penyakit ginjal merupakan kondisi kompleks yang tidak disebabkan secara langsung oleh makanan dan minuman tertentu. Namun, pola makan yang tidak sehat dan gaya hidup yang kurang aktif dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, termasuk gagal ginjal. Penting untuk selalu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dengan pola hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.