1,4 Juta Kendaraan Padati Jabotabek: Arus Balik Lebaran 2025 Capai Puncak
Hingga H+5 Lebaran 2025, tercatat 1,4 juta kendaraan kembali ke Jabotabek, meningkat signifikan dibanding lalu lintas normal, didominasi arus dari Trans Jawa.

Jakarta, 7 April 2025 - Hingga hari kelima pasca Lebaran 2025 (H+5), sebanyak 1.454.010 kendaraan tercatat telah kembali ke wilayah Jabodetabek. Angka ini merupakan akumulasi data dari empat gerbang tol utama: Cikampek Utama (arah Trans Jawa), Kalihurip Utama dan Fungsional Japek II Selatan (arah Bandung), Cikupa (arah Merak), dan Ciawi (arah Puncak). Lonjakan ini menandai puncak arus balik Lebaran tahun ini.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk, sebagai pengelola jalan tol, mengungkapkan bahwa jumlah tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 50,1 persen dibandingkan lalu lintas normal (968.414 kendaraan). Lonjakan ini menunjukkan tingginya mobilitas masyarakat selama periode libur Idul Fitri 1446 H yang jatuh pada 31 Maret hingga 6 April 2025.
Distribusi arus balik menunjukkan dominasi kendaraan dari arah timur (Trans Jawa dan Bandung) dengan total 831.107 kendaraan (57,2 persen). Arus balik dari arah barat (Merak) mencapai 330.759 kendaraan (22,7 persen), sementara dari arah selatan (Puncak) tercatat 292.144 kendaraan (20,1 persen). Data ini memberikan gambaran jelas mengenai pola arus balik Lebaran tahun ini.
Arus Balik Trans Jawa Dominasi Peningkatan
Peningkatan arus balik paling signifikan terlihat dari arah Trans Jawa melalui Gerbang Tol Cikampek Utama. Sebanyak 507.229 kendaraan tercatat kembali ke Jabotabek, meningkat sebesar 168,9 persen dari lalu lintas normal. Kondisi ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk mudik ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dari arah Bandung, melalui Gerbang Tol Kalihurip Utama dan Gerbang Tol Fungsional Japek II Selatan, tercatat 323.878 kendaraan kembali ke Jabotabek. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 48,3 persen dibandingkan lalu lintas normal. Gabungan arus balik dari Trans Jawa dan Bandung mencapai 831.107 kendaraan, meningkat 104,2 persen.
Sementara itu, arus balik dari arah Merak melalui Gerbang Tol Cikupa tercatat 330.759 kendaraan, yang hanya meningkat 1,3 persen dari lalu lintas normal. Sedangkan dari arah Puncak melalui Gerbang Tol Ciawi, tercatat 292.144 kendaraan, meningkat 24,4 persen dari lalu lintas normal.
H+5 Lebaran: Puncak Arus Balik dari Trans Jawa
Pada H+5 Lebaran (6 April 2025), tercatat 259.785 kendaraan kembali ke Jabotabek melalui empat gerbang tol utama. Angka ini meningkat 51,6 persen dari lalu lintas normal (171.381 kendaraan). Arus balik dari Trans Jawa dan Bandung tetap tinggi, dengan 118.201 kendaraan melalui Gerbang Tol Cikampek Utama (meningkat 243,4 persen) dan 49.961 kendaraan melalui Gerbang Tol Kalihurip Utama dan Gerbang Tol Fungsional Japek II Selatan (meningkat 12,2 persen).
Dari arah barat (Merak) melalui Gerbang Tol Cikupa, tercatat 47.550 kendaraan (meningkat 0,7 persen), sedangkan dari arah selatan (Puncak) melalui Gerbang Tol Ciawi, tercatat 44.073 kendaraan (menurun 2,5 persen). Fluktuasi ini menunjukkan dinamika arus balik yang dipengaruhi berbagai faktor.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana, menambahkan bahwa jumlah kendaraan yang kembali ke Jabotabek hingga H+5 telah mencapai 63,4 persen dari prediksi total arus balik sebesar 2,2 juta kendaraan selama periode H1 hingga H+10 Lebaran.
Rekayasa Lalu Lintas One Way dan Contra Flow
Lisye Octaviana juga mengingatkan bahwa rekayasa lalu lintas one way nasional dan contra flow masih diberlakukan. Hal ini dilakukan untuk mengurai kepadatan dan memastikan kelancaran arus balik. Rekayasa lalu lintas ini berlaku dari Km 414 Gerbang Tol Kalikangkung Jalan Tol Batang-Semarang hingga Km 70 ruas Tol Jakarta-Cikampek, dilanjutkan dengan sistem contra flow satu lajur dari Km 70 hingga Km 47 arah Jakarta Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Data arus balik ini menunjukkan tingginya mobilitas masyarakat selama libur Lebaran 2025. Meskipun terjadi peningkatan signifikan, Jasa Marga terus berupaya memastikan kelancaran lalu lintas dengan berbagai rekayasa dan strategi manajemen lalu lintas.