170 Warga Jakbar Ikuti Pelatihan Kerja Berbasis MTU
Sebanyak 170 warga Jakarta Barat mengikuti pelatihan kerja berbasis Mobile Training Unit (MTU) pada tahun 2025, dengan pelatihan tata boga dan tata rias sebagai program unggulan.

Sebanyak 170 warga Jakarta Barat telah sukses mengikuti pelatihan kerja berbasis kompetensi menggunakan Mobile Training Unit (MTU). Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Daerah (PPKD) Jakarta Barat pada tahun 2025 ini, memberikan kesempatan bagi warga untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Kepala Satuan Pelaksana PPKD Jakarta Barat, Agus Susanto, menyampaikan hal tersebut usai menghadiri rapat monitoring dan evaluasi (monev) pelatihan MTU di kantor Wali Kota Jakarta Barat pada hari Senin. Agus menjelaskan bahwa pelatihan ini dibagi dalam dua angkatan, dengan total peserta mencapai 170 orang. Pelaksanaan pelatihan ini merupakan upaya nyata pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Jakarta Barat.
Pelatihan MTU angkatan pertama, yang berlangsung pada bulan Februari hingga Maret 2025, diikuti oleh delapan kelurahan, yaitu Taman Sari, Jatipulo, Tanjung Duren Utara, Duri Kosambi, Joglo, Grogol, Rawa Buaya, dan Tanjung Duren Selatan. Sementara itu, angkatan kedua yang dilaksanakan pada pertengahan April hingga Mei 2025 diikuti oleh enam kelurahan: Duri Kepa, Kedoya Utara, Kota Bambu Selatan, Kebon Jeruk, Kapuk, dan Wijaya Kusuma.
Program Pelatihan Unggulan dan Kendala yang Dihadapi
Menurut Agus Susanto, program pelatihan tata boga dan tata rias menjadi yang paling diminati, masing-masing diikuti oleh 10 peserta. Meskipun demikian, pelaksanaan program ini tidak sepenuhnya berjalan mulus. Beberapa kendala muncul, salah satunya adalah kesulitan akses kendaraan MTU ke kantor kelurahan.
Namun, kendala tersebut berhasil diatasi melalui koordinasi dengan instansi terkait. "Solusinya, pihak kelurahan bekerjasama dengan instansi terkait, seperti Suku Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) untuk mengadakan pelatihan di rumah susun," jelas Agus.
Selain kendala akses, kurangnya sosialisasi program juga menjadi tantangan. Agus menekankan pentingnya sosialisasi aktif dari tingkat kelurahan agar masyarakat lebih aware dan antusias mengikuti pelatihan. "Karena memang pelatihan ini seharusnya dari kesadaran warga. Karena mereka belum memiliki skill, sehingga mereka harus aktif mengusulkan kepada masing-masing kelurahan. Pihak kelurahan juga gencar memberikan sosialisasi kepada warganya," tambahnya.
Meskipun terdapat kendala, pelatihan kerja berbasis MTU di Jakarta Barat tetap berjalan dan memberikan dampak positif bagi peningkatan keterampilan warga. Keberhasilan program ini diharapkan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam program-program peningkatan keterampilan serupa di masa mendatang.
Ke depannya, peningkatan sosialisasi dan koordinasi antar instansi akan menjadi fokus utama untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan program pelatihan kerja berbasis MTU. Hal ini penting untuk menjangkau lebih banyak warga Jakarta Barat yang membutuhkan peningkatan keterampilan untuk memasuki dunia kerja.
Kesimpulan
Program pelatihan kerja berbasis MTU di Jakarta Barat telah memberikan manfaat nyata bagi 170 peserta. Meskipun ada kendala, kerjasama antar instansi dan peningkatan sosialisasi diharapkan mampu mengatasi tantangan dan memperluas jangkauan program di masa mendatang. Program ini menjadi bukti komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Jakarta Barat.