Mobil Training Unit DKI Jakarta: Bekal Warga Temukan Pekerjaan
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, berharap Mobil Training Unit (MTU) dapat memberdayakan warga Jakarta dengan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan peluang kerja.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, baru-baru ini meninjau Mobil Training Unit (MTU) di Rusunawa KS Tubun, Jakarta Barat. Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan warga Jakarta dengan memberikan pelatihan keterampilan guna meningkatkan peluang kerja. Program ini diluncurkan sebagai bagian dari prioritas 100 hari pertama kepemimpinan Pramono, menjawab kebutuhan mendesak warga Jakarta yang belum bekerja.
Pramono mengungkapkan kekagumannya terhadap berbagai pelatihan yang ditawarkan MTU, mulai dari tata rias dan menjahit hingga desain. Ia menekankan pentingnya program ini dalam memberikan manfaat nyata bagi warga yang selama ini belum memiliki kesempatan kerja yang memadai. "Ini memang betul-betul program yang dibutuhkan di lapangan. Kenapa ini menjadi salah satu prioritas saya dalam 100 hari pertama? Supaya ini bisa memberikan manfaat bagi warga yang selama ini belum beruntung, belum bekerja," ujar Pramono di Jakarta Barat, Jumat.
Pelatihan di MTU tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tetapi juga sertifikat yang dapat digunakan sebagai bekal dalam mencari pekerjaan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berkomitmen untuk mendukung program ini dengan menyediakan permodalan bagi para peserta pelatihan. Pramono menjelaskan, "Warga persoalannya hanya satu, permodalan. Saya mengatakan kepada mereka, yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah adalah membantu. Nggak mungkin memberikan gratis, tetapi membantu permodalan semurah mungkin. Apakah dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau lainnya."
Peluang Kerja Lewat Keterampilan
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho, menjelaskan bahwa program MTU terbuka bagi warga Jakarta yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jakarta. MTU akan beroperasi di lima wilayah Jakarta dan akan berpindah-pindah lokasi untuk menjangkau lebih banyak warga. "Kita sudah hampir 40 persen yang berjalan dari program MTU, yang 60 persennya nanti di Kelurahan RPTRA Rusun dan tempat-tempat yang memang memungkinkan untuk diberikan pelatihan," kata Hari.
Hari Nugroho juga memaparkan peningkatan animo warga terhadap program MTU. Di Rusunawa KS Tubun, jumlah peserta pelatihan meningkat dari 2.300 orang di tahun 2024 menjadi 2.700 orang saat ini. Hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan dan antusiasme warga terhadap program pelatihan yang ditawarkan.
Proses pendaftaran pun dirancang sederhana dan mudah diakses. Warga dapat mengajukan surat permohonan melalui RT/RW, Karang Taruna, lurah, atau camat, yang kemudian disampaikan ke Disnakertransgi DKI Jakarta. Setelah proses administrasi selesai, peserta akan mengikuti pelatihan selama 20 hari di MTU.
Jenis pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan dan minat warga di masing-masing lokasi. Hari Nugroho menambahkan, "Setelah nanti dibuat surat, nanti kita cek lokasi, baru kemudian kita buat assessment (analisa) langsung kita turunkan alat yang memang diminati di daerah situ. Kalau di sini (Rusunawa KS Tubun), rata-rata ingin di bidang tata rias. Jadi pembuatan surat permohonan sangat simpel dan gratis."
Peran MTU dalam Peningkatan Kualitas SDM Jakarta
Program Mobil Training Unit (MTU) merupakan langkah strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Jakarta. Dengan memberikan akses pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja, MTU diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan warga Jakarta. Program ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pemberdayaan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.
Keberhasilan program MTU sangat bergantung pada beberapa faktor, termasuk kualitas pelatihan, ketersediaan permodalan bagi para peserta, serta kesinambungan program setelah pelatihan selesai. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu memastikan bahwa pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan industri dan pasar kerja, sehingga para peserta memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Selain itu, dukungan permodalan sangat penting untuk membantu para peserta memulai usaha atau mengembangkan keterampilan yang telah mereka peroleh. Pemerintah dapat memfasilitasi akses ke berbagai program pembiayaan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), untuk membantu para peserta dalam mengembangkan usaha mereka.
Keberlanjutan program MTU juga perlu diperhatikan. Pemerintah perlu memastikan bahwa program ini dapat terus berjalan dan menjangkau lebih banyak warga Jakarta. Evaluasi dan monitoring secara berkala sangat penting untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan program MTU dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi warga Jakarta, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi di Jakarta.