19.520 Kendaraan Kena Tilang ETLE Selama Operasi Keselamatan Jaya 2025
Operasi Keselamatan Jaya 2025 di Jakarta telah menindak 19.520 kendaraan dengan tilang ETLE dan memberikan 19.076 teguran selama 10 hari.

Operasi Keselamatan Jaya 2025 yang digelar Polda Metro Jaya telah menindak tegas 19.520 kendaraan melalui tilang elektronik (ETLE). Operasi yang berlangsung hingga hari ke-10 ini juga memberikan 19.076 teguran kepada pengendara yang melanggar aturan lalu lintas di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Hal ini disampaikan langsung oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat lalu.
Operasi yang melibatkan 1.675 personel gabungan dari Polda Metro Jaya, TNI, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini berlangsung dari tanggal 10 Februari hingga 23 Maret 2025. Sasaran utama operasi ini adalah meningkatkan disiplin berlalu lintas dan kepatuhan masyarakat, serta menekan angka pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto, menekankan pentingnya operasi gabungan ini dalam menciptakan kondisi lalu lintas yang lebih tertib dan aman.
Data yang dirilis Polda Metro Jaya menunjukkan berbagai jenis pelanggaran lalu lintas yang mendominasi selama operasi. Pelanggaran tersebut meliputi berbagai jenis kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, dengan beragam jenis pelanggaran yang tercatat.
Pelanggaran Lalu Lintas yang Dominan
Berdasarkan data yang dihimpun, pelanggaran lalu lintas yang paling banyak ditemukan pada pengendara sepeda motor adalah tidak menggunakan helm standar SNI (6.746 kasus), melawan arus (5.154 kasus), dan tidak mematuhi marka jalan (352 kasus). Sementara itu, untuk kendaraan roda empat, pelanggaran terbanyak adalah tidak menggunakan sabuk pengaman (6.049 kasus) dan menggunakan ponsel saat berkendara (430 kasus).
Selain itu, Polda Metro Jaya juga mencatat 21 pelanggaran yang melibatkan kendaraan Over Load Over Dimension (ODOL) dan 21 pelanggaran lainnya yang melibatkan bus yang menggunakan klakson telolet. Hal ini menunjukkan masih adanya pelanggaran yang perlu mendapat perhatian serius dari pihak kepolisian.
"Kami berharap dengan Operasi Keselamatan Jaya 2025 ini, masyarakat semakin disiplin dalam berlalulintas," ujar Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi. Polda Metro Jaya juga mengingatkan bahwa keselamatan di jalan raya merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas kepolisian semata.
Upaya Peningkatan Keselamatan Berlalu Lintas
Operasi Keselamatan Jaya 2025 merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Polda Metro Jaya untuk meningkatkan keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan raya. Dengan melibatkan personel gabungan dan pemanfaatan teknologi ETLE, diharapkan operasi ini dapat memberikan efek jera kepada pelanggar lalu lintas dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan berlalu lintas.
Polda Metro Jaya juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan berkendara yang aman dan tertib. Kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas, penggunaan helm dan sabuk pengaman, serta menghindari penggunaan ponsel saat berkendara merupakan langkah-langkah penting yang dapat mengurangi angka kecelakaan.
Dengan adanya operasi ini, diharapkan angka kecelakaan lalu lintas dapat ditekan dan tercipta kondisi lalu lintas yang lebih tertib dan aman bagi seluruh pengguna jalan di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Pentingnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas menjadi kunci utama dalam mewujudkan hal tersebut.
Kesimpulannya, Operasi Keselamatan Jaya 2025 menunjukkan komitmen Polda Metro Jaya dalam meningkatkan keselamatan berlalu lintas. Angka pelanggaran yang cukup tinggi menjadi catatan penting untuk terus meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap peraturan lalu lintas.