34.000 Keluarga di Jayawijaya Masuk Kategori Miskin Ekstrem, Ini Penyebabnya!
Dinas Sosial Jayawijaya melaporkan 34.000 keluarga masuk kategori miskin ekstrem dengan penghasilan di bawah Rp300.000 per bulan, penurunan dari angka awal 37.000 keluarga.

Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, melaporkan data mengejutkan terkait angka kemiskinan ekstrem di wilayah tersebut. Sebanyak 34.000 keluarga di Jayawijaya dikategorikan sebagai miskin ekstrem, dengan penghasilan rata-rata di bawah Rp300.000 per bulan. Data ini diperoleh setelah dilakukan pendataan dan berbagai upaya intervensi oleh pemerintah daerah.
Kepala Dinsos Kabupaten Jayawijaya, Nikolas Itlay, mengungkapkan bahwa indikator utama kemiskinan ekstrem di Jayawijaya adalah penghasilan keluarga. "Jadi keluarga yang penghasilan rata-rata di bawah Rp300.000 per bulan, maka dikatakan sebagai kemiskinan ekstrem," jelas Itlay dalam keterangannya di Wamena, Jumat (21/3).
Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dari data awal yang mencapai 37.000 keluarga, masalah kemiskinan ekstrem di Jayawijaya masih menjadi tantangan besar. Penurunan angka tersebut merupakan hasil dari berbagai program bantuan dan pendekatan yang dilakukan pemerintah daerah kepada masyarakat.
Faktor Penyebab Kemiskinan Ekstrem di Jayawijaya
Nikolas Itlay menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat asli Jayawijaya berprofesi sebagai petani. Kehidupan mereka sangat bergantung pada hasil bumi yang mereka tanam dan jual di pasar. "Jadi kehidupan masyarakat asli Kabupaten Jayawijaya tergantung terhadap hasil bumi yang ditanam, setelah ditanam mereka harus jual lagi ke pasar baru memperoleh uang," ungkap Itlay. Ketergantungan pada sektor pertanian yang rentan terhadap fluktuasi harga dan faktor alam menjadi salah satu penyebab utama kemiskinan ekstrem di wilayah ini.
Kondisi geografis yang sulit juga menjadi faktor penghambat pembangunan dan akses terhadap berbagai layanan dasar. Infrastruktur yang kurang memadai di beberapa wilayah membuat sulitnya distribusi barang dan jasa, serta akses ke pendidikan dan kesehatan yang berkualitas.
Kurangnya diversifikasi mata pencaharian juga menjadi masalah. Ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian membuat masyarakat rentan terhadap kemiskinan jika terjadi gagal panen atau penurunan harga hasil pertanian.
Upaya Penanganan Kemiskinan Ekstrem
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 miliar untuk penanganan kemiskinan ekstrem pada tahun ini. Namun, anggaran tersebut hanya cukup untuk menjangkau tiga dari 40 distrik yang ada di Kabupaten Jayawijaya. "Penanganan disesuaikan dengan besaran anggaran. Tahun ini dananya hanya Rp3 miliar, maka hanya tiga distrik yang didukung dari 40 distrik di Kabupaten Jayawijaya," terang Itlay.
Itlay menambahkan bahwa untuk menangani kemiskinan ekstrem secara menyeluruh di seluruh distrik, dibutuhkan anggaran yang jauh lebih besar, diperkirakan sekitar Rp22 miliar. Oleh karena itu, penanganan kemiskinan ekstrem di Jayawijaya dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan ketersediaan anggaran.
Berbagai program bantuan sosial dan pelatihan keterampilan terus diupayakan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah juga berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar.
Meskipun tantangan masih besar, upaya pemerintah daerah untuk mengurangi angka kemiskinan ekstrem di Jayawijaya patut diapresiasi. Diperlukan kerjasama dan komitmen semua pihak untuk mengatasi masalah kemiskinan yang kompleks ini dan menciptakan kehidupan yang lebih layak bagi masyarakat Jayawijaya.