71 Pegawai Imigrasi Bandara Soetta Dinonaktifkan Imbas Pungli WNA China
Kementerian Imigrasi menonaktifkan 71 pegawai di Bandara Soekarno-Hatta karena pungli terhadap WNA China, termasuk mantan kepala kantor dan kepala bidang.

Jakarta, 19 Februari 2025 - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) mengambil tindakan tegas terhadap 71 pegawai imigrasi di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang terlibat dalam kasus pungutan liar (pungli) terhadap warga negara asing (WNA) asal China. Kasus ini terungkap setelah Kedutaan Besar China mengirimkan nota diplomatik pada 21 Januari 2025, yang berisi laporan dugaan pungli yang terjadi sejak Februari 2024 hingga Januari 2025. Penonaktifan ini merupakan langkah awal dari proses investigasi dan penindakan hukum yang lebih lanjut.
Menteri Imipas, Agus Andrianto, mengumumkan penonaktifan tersebut dalam rapat kerja bersama Komisi XIII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Ia menjelaskan bahwa 71 pegawai yang dinonaktifkan terdiri dari berbagai tingkatan, mulai dari mantan kepala kantor hingga petugas counter. Jumlah tersebut meliputi satu mantan kepala kantor, satu mantan kepala bidang, satu kepala bidang, lima kasi pemeriksaan, 23 petugas supervisor, dan 40 petugas counter. Saat ini, para pegawai tersebut tengah menjalani pemeriksaan oleh Direktorat Jenderal Kepatuhan Internal dan Inspektorat Jenderal Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk menentukan sanksi selanjutnya.
Nota diplomatik dari Kedutaan Besar China menyebutkan terdapat 44 kasus pungli terhadap 60 warga negara China, dengan total uang yang dipungut mencapai Rp32.750.000. Setelah dilakukan pengecekan, Imipas menemukan bukti yang mendukung laporan tersebut. "Dan benar, terdapat peristiwa pungli terhadap 60 warga China serta telah dilakukan pengembalian kepada masing-masing," ujar Menteri Agus Andrianto.
Penonaktifan dan Investigasi Mendalam
Penonaktifan 71 pegawai imigrasi ini merupakan langkah signifikan dalam upaya pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian Imigrasi. Proses investigasi yang sedang berlangsung akan menentukan sanksi yang akan dijatuhkan kepada para pegawai yang terbukti bersalah. Sanksi tersebut akan diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam peraturan perundang-undangan.
Selain penonaktifan, Kementerian Imigrasi juga tengah melakukan berbagai upaya pencegahan agar kasus serupa tidak terulang kembali. Salah satu upaya tersebut adalah optimalisasi penggunaan auto gate di Bandara Soekarno-Hatta. Jumlah auto gate telah ditingkatkan menjadi 98 unit, dan jumlah counter manual dikurangi dari 50 menjadi 15 counter, baik di terminal kedatangan maupun keberangkatan.
Langkah ini diharapkan dapat meminimalisir interaksi langsung antara petugas imigrasi dengan penumpang, sehingga mengurangi potensi terjadinya pungli. Kementerian Imigrasi berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan dan transparansi dalam pelayanan keimigrasian guna mencegah terjadinya praktik-praktik koruptif.
Detail Pegawai yang Dinonaktifkan
- Satu mantan Kepala Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta
- Satu mantan Kepala Bidang
- Satu Kepala Bidang
- Lima Kasi Pemeriksaan
- Dua puluh tiga Petugas Supervisor
- Empat puluh Petugas Counter
Proses investigasi masih terus berlanjut dan Kementerian Imigrasi berkomitmen untuk memberikan sanksi tegas kepada seluruh pihak yang terlibat dalam kasus pungli ini. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci dalam upaya menciptakan pelayanan keimigrasian yang bersih dan bebas dari korupsi.
Dengan adanya peningkatan jumlah auto gate dan pengurangan counter manual, diharapkan pelayanan keimigrasian di Bandara Soekarno-Hatta dapat lebih efisien dan meminimalisir potensi terjadinya pungli di masa mendatang. Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Kementerian Imigrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menjaga kepercayaan masyarakat.