Pencopotan Oknum Imigrasi Soetta: Pelajaran Berharga bagi Seluruh Institusi
Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir, menilai pencopotan 30 oknum imigrasi di Bandara Soetta oleh Menteri Imipas karena pungli menjadi contoh penting bagi seluruh instansi pemerintah untuk menjaga integritas dan menghindari praktik koruptif.
![Pencopotan Oknum Imigrasi Soetta: Pelajaran Berharga bagi Seluruh Institusi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000215.252-pencopotan-oknum-imigrasi-soetta-pelajaran-berharga-bagi-seluruh-institusi-1.jpg)
Pencopotan 30 oknum petugas imigrasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) akibat dugaan pungutan liar (pungli) menyita perhatian publik. Langkah tegas Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto, ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir.
Adies Kadir menilai tindakan tegas tersebut sebagai pelajaran berharga bagi seluruh institusi pemerintahan. "Ini pelajaran penting, bukan hanya untuk Imigrasi, melainkan semua kementerian di pemerintahan," ujar Adies usai rapat paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Ia menekankan bahwa era saat ini tidak menoleransi praktik korupsi seperti pungli.
Menurut Adies, pencopotan oknum yang diduga memeras warga negara asing (WNA) ini membuktikan komitmen pemerintah dalam memberantas praktik-praktik koruptif di lingkungan instansi pemerintahan. "Tindakan tegas Menteri Imipas sudah tepat dan menjadi contoh bagi lainnya. Jangan ada lagi praktik pungli dan pemerasan," tegasnya. Konsekuensi pemecatan harus dihadapi jika terbukti terlibat.
Lebih lanjut, Adies mengingatkan seluruh aparatur negara untuk senantiasa menjaga integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas. "Integritas adalah kunci. Jangan sampai mencoreng nama baik institusi dan negara," imbuhnya. Ia berharap kasus ini dapat menjadi momentum perbaikan sistem dan penegakan hukum di lingkungan imigrasi.
Selain pencopotan, Adies juga menekankan pentingnya optimalisasi sistem imigrasi untuk mencegah terulangnya kasus serupa. "Perbaikan sistem imigrasi sangat penting untuk mencegah praktik pungli," katanya. Proses penindakan tegas harus diiringi dengan peningkatan pengawasan dan perbaikan sistem secara menyeluruh.
Sebelumnya, Menteri Imipas Agus Andrianto menjelaskan bahwa informasi mengenai 44 kasus pungli oleh petugas imigrasi Soetta kepada WNA China menjadi pemicu pencopotan tersebut. Informasi tersebut diterima dari Kedutaan Besar China di Indonesia. "Setelah data lengkap, kami langsung copot dan ganti semua petugas yang terindikasi terlibat," jelas Agus dalam keterangan resmi pada Minggu (2/1).
Pencopotan 30 oknum imigrasi ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. Proses pemeriksaan internal Kementerian Imipas juga dilakukan terhadap para oknum tersebut. Kasus ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran berharga bagi seluruh aparatur negara dalam menjaga integritas dan menghindari praktik-praktik yang merugikan negara dan masyarakat.