77 Hektare Padi di Aceh Timur Terancam Gagal Panen Akibat Banjir
Banjir akibat hujan deras di Aceh Timur mengakibatkan 77 hektare tanaman padi terancam puso, terutama tanaman yang masih muda dan belum berbuah, mengakibatkan kerugian besar bagi petani.
Banjir yang terjadi di sejumlah kecamatan Kabupaten Aceh Timur, Aceh, mengakibatkan ancaman puso atau gagal panen pada 77 hektare tanaman padi. Peristiwa ini terjadi antara tanggal 9 hingga 21 Januari 2025, menurut Dinas Pertanian (Distan) Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Timur.
Kepala Distan, Erwin Atlizar, menjelaskan bahwa tingginya intensitas hujan menyebabkan meluapnya beberapa sungai di Aceh Timur dan menggenangi lahan pertanian. Padi yang terendam banjir, terutama yang masih berusia lima hingga 15 hari atau belum berbuah, mengalami pembusukan batang dan terancam gagal panen.
Dampaknya sangat terasa bagi para petani. Agus Kiswanto, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Peunaron, melaporkan gagal panen padi di beberapa titik di Kecamatan Peunaron. Ia menyebutkan, "Beberapa hektare tanaman padi mati akibat terendam banjir berhari-hari. Padahal, penanaman telah dilakukan sejak sebulan lalu. Harapan petani untuk panen benar-benar pupus."
Di Desa Alur Pinang, enam hektare lahan padi terdampak, demikian juga di Desa Bukit Tiga dengan empat hektare lahan yang terkena dampak. Banjir di kedua desa tersebut surut total pada Minggu, 19 Januari 2025. Agus menambahkan, "Sekarang, banjir yang melanda sawah masyarakat sudah surut. Jika tidak lagi hujan, maka jalan menuju sawah sudah bisa dilalui semuanya dan masyarakat bisa kembali menggarap sawah mereka."
Petani di Aceh Timur kini menghadapi tantangan besar akibat bencana alam ini. Kerugian ekonomi bagi petani akibat gagal panen diperkirakan cukup signifikan. Kondisi ini juga berpotensi memengaruhi ketersediaan beras di daerah tersebut. Perlu adanya upaya mitigasi bencana dan dukungan pemerintah untuk membantu para petani pulih dari kerugian yang diderita.