Banjir Kudus: 1.032 Hektare Sawah Terendam, Klaim Asuransi Diajukan
Banjir di Kudus mengakibatkan 1.032,12 hektare sawah terendam, 438,10 hektare diantaranya mengalami puso, dan Dinas Pertanian Kudus mengajukan klaim asuransi untuk petani yang terdampak.
Banjir yang melanda Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, telah mengakibatkan kerugian besar bagi para petani. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus mencatat setidaknya 1.032,12 hektare lahan sawah terendam banjir. Angka ini meningkat dari data sebelumnya yang hanya mencatat 717 hektare pada akhir Januari 2025. Kerugian terbesar dialami petani di Kecamatan Mejobo, dengan 498 hektare lahan sawah terdampak.
Dampak Banjir terhadap Tanaman Padi
Dari total lahan yang terdampak, sekitar 438,10 hektare mengalami puso atau gagal panen. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Didik Tri Prasetya, menjelaskan bahwa tanaman padi yang terendam hingga daunnya tak terlihat akan sulit bertahan lebih dari tiga hari. Namun, tanaman yang masih memperlihatkan daunnya dan bisa terkena sinar matahari masih memiliki peluang untuk bertahan lebih lama karena proses fotosintesis masih dapat berlangsung.
Tanaman padi yang puso tersebar di berbagai kecamatan, termasuk 10 desa di Kecamatan Undaan dan Kaliwungu. Usia tanaman padi yang terdampak bervariasi, mulai dari yang siap panen hingga yang baru berusia 10 hari. Kondisi ini tentu menimbulkan kerugian yang signifikan bagi para petani.
Upaya Pemerintah untuk Membantu Petani
Pemerintah Kabupaten Kudus berupaya meringankan beban para petani yang terdampak banjir. Sebagian tanaman padi yang puso telah didaftarkan dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Dinas Pertanian dan Pangan Kudus akan segera mengajukan klaim asuransi untuk lahan seluas 282,66 hektare yang tersebar di Kecamatan Undaan, Kaliwungu, dan Mejobo.
Untuk lahan yang tidak terdaftar dalam program AUTP, pemerintah akan berupaya untuk memberikan bantuan benih dari pemerintah pusat. Hal ini diharapkan dapat membantu para petani untuk kembali menanam padi dan meminimalisir kerugian yang dialami.
Mencari Solusi Jangka Panjang
Kejadian ini menyoroti pentingnya antisipasi dan mitigasi bencana banjir di masa mendatang. Pemerintah perlu memperkuat infrastruktur irigasi dan sistem drainase untuk mencegah genangan air yang berdampak pada lahan pertanian. Selain itu, perlu juga ditingkatkan sosialisasi dan edukasi kepada petani mengenai pentingnya asuransi pertanian dan langkah-langkah antisipasi menghadapi bencana alam.
Data yang dikumpulkan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus sangat penting untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Dengan data yang akurat, pemerintah dapat mengalokasikan bantuan yang tepat sasaran dan efektif bagi para petani yang terdampak. Kejadian ini juga menjadi pembelajaran berharga untuk meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Kudus.
Proses pendataan dan klaim asuransi diharapkan berjalan lancar dan cepat, sehingga para petani dapat segera mendapatkan bantuan yang dibutuhkan. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, sangat penting untuk membantu para petani pulih dari dampak banjir ini. Semoga kejadian ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan pertanian di Kabupaten Kudus.
Kesimpulan
Banjir di Kudus telah menimbulkan kerugian besar bagi sektor pertanian. Langkah cepat pemerintah dalam mendata lahan terdampak dan mengajukan klaim asuransi menjadi langkah penting dalam membantu para petani. Namun, upaya jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa di masa depan juga perlu dipertimbangkan. Kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan berbagai pihak terkait sangat penting untuk membangun pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan.