Bulog Diminta Serap Gabah Petani Pati Terdampak Banjir
Banjir di Pati, Jawa Tengah, menyebabkan gagal panen padi dan Pemkab Pati meminta Bulog menyerap gabah petani terdampak tanpa mempertimbangkan kualitasnya.
![Bulog Diminta Serap Gabah Petani Pati Terdampak Banjir](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/200046.742-bulog-diminta-serap-gabah-petani-pati-terdampak-banjir-1.jpg)
Banjir yang melanda Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menimbulkan kerugian besar bagi para petani. Ribuan hektar sawah terendam, menyebabkan gagal panen dan kerugian ekonomi yang signifikan. Akibatnya, Penjabat Bupati Pati, Sujarwanto Dwiatmoko, mengajukan permohonan kepada Perum Bulog untuk menyerap gabah petani yang terdampak banjir, meskipun kualitasnya mungkin kurang sempurna.
Serapan Gabah Petani Terdampak
Permohonan ini disampaikan setelah peninjauan langsung ke lokasi bencana, khususnya Desa Kasiyan, Kecamatan Sukolilo, yang menjadi salah satu daerah terparah. Di sana, banyak tanaman padi yang gagal panen akibat banjir yang menggenangi sawah dan pemukiman warga. Petani bahkan terpaksa memanen padi lebih awal untuk mencegah pembusukan total, sehingga kualitas gabah menjadi kurang baik.
"Kami berterima kasih kalau Bulog mau menerima gabah petani di Kabupaten Pati meskipun kondisinya tidak sempurna karena dampak bencana banjir," ujar Sujarwanto Dwiatmoko. Permintaan ini sejalan dengan arahan Presiden dan Badan Ketahanan Pangan Nasional untuk membantu petani yang terdampak bencana.
Upaya Pemulihan dan Normalisasi Sungai
Pemerintah Kabupaten Pati berharap normalisasi Sungai Wulan, yang sedang dikerjakan pemerintah pusat sepanjang 30 kilometer, dapat mengurangi dampak banjir di masa mendatang. Proyek ini ditargetkan meningkatkan kapasitas aliran sungai hingga 1.300 liter/detik. "Kami berharap dengan dukungan dari pemerintah pusat, provinsi, dan masyarakat, Kabupaten Pati dapat segera pulih dari bencana tersebut," tambah Sujarwanto.
Selain normalisasi sungai, pemerintah juga terus memantau kondisi warga dan menyalurkan bantuan. Bantuan logistik diberikan untuk mencegah kekurangan pangan, dan Puskesmas setempat melakukan pemeriksaan kesehatan warga terdampak setiap tiga hari sekali. Dinas Sosial P3AKB dan BPBD juga mendistribusikan bantuan berupa kasur, sembako, dan fasilitas kesehatan lainnya bagi warga yang mengungsi.
Kerugian Sektor Pertanian dan Dampak Sosial
Banjir di Pati disebabkan oleh debit air Sungai Juwana yang naik dan jebolnya tanggul di Kecamatan Sukolilo. Beberapa desa di Kecamatan Sukolilo, termasuk Desa Kasiyan dan Desa Poncomulyo, terendam banjir. Di Desa Poncomulyo, sawah yang hampir panen terpaksa dipanen dalam kondisi basah, sehingga kualitas beras yang dihasilkan menurun.
Selain kerugian di sektor pertanian, banjir juga berdampak pada kehidupan warga. Sebanyak 27 rumah terendam banjir setinggi lebih dari 40 sentimeter, mengganggu aktivitas warga sehari-hari. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga memberikan bantuan 10 ton beras untuk didistribusikan kepada warga terdampak.
Harapan Ke Depan
Kejadian ini menyoroti pentingnya mitigasi bencana dan dukungan pemerintah dalam membantu petani yang terdampak. Permohonan kepada Bulog untuk menyerap gabah tanpa mempertimbangkan kualitasnya merupakan langkah penting untuk meringankan beban petani. Semoga upaya pemulihan dan normalisasi sungai dapat mencegah kejadian serupa di masa depan dan membantu Kabupaten Pati pulih sepenuhnya dari bencana ini.