Banjir NTB Rusak 258 Hektare Lahan Pertanian, Kerugian Capai Miliaran Rupiah
Banjir di NTB mengakibatkan kerusakan lahan pertanian seluas 258 hektare di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, dengan kerugian ditaksir mencapai Rp1,55 miliar hingga Rp1,8 miliar; pemerintah NTB telah menyalurkan bantuan benih kepada petani terdampak.
![Banjir NTB Rusak 258 Hektare Lahan Pertanian, Kerugian Capai Miliaran Rupiah](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/140508.168-banjir-ntb-rusak-258-hektare-lahan-pertanian-kerugian-capai-miliaran-rupiah-1.jpg)
Banjir yang melanda beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu lalu telah mengakibatkan kerusakan lahan pertanian yang cukup signifikan. Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbud) NTB saat ini tengah melakukan pendataan untuk mengetahui seberapa besar dampak bencana hidrometeorologi tersebut terhadap sektor pertanian.
Kerusakan Lahan Pertanian di NTB
Kepala Distanbud NTB, Taufieq Hidayat, menyatakan bahwa proses pemutakhiran data lahan sawah yang rusak akibat banjir sedang berlangsung. Penyuluh pertanian di lapangan tengah mengumpulkan informasi terkini dari para petani yang terdampak. Data sementara empat hari lalu menunjukkan kerusakan lahan persawahan seluas 258 hektare di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima. Kerugian ditaksir mencapai angka yang cukup besar, antara Rp1,55 miliar hingga Rp1,8 miliar.
Tidak hanya sawah yang terdampak, namun juga ladang jagung turut mengalami kerusakan. Pemerintah Provinsi NTB telah bergerak cepat dengan menyalurkan bantuan benih kepada para petani di Kecamatan Wera untuk membantu mereka memulihkan lahan pertanian dan menanam kembali tanaman yang rusak akibat banjir bandang. Upaya pendampingan petani juga dilakukan untuk memastikan proses pemulihan berjalan lancar.
Dampak Banjir di Kota Mataram dan Lombok Barat
Berbeda dengan kondisi di Kabupaten Bima, banjir yang terjadi di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat tidak sampai menyebabkan kerusakan areal persawahan yang signifikan. Meskipun tanaman padi yang siap panen sempat terendam banjir dan beberapa mengalami kerusakan akibat angin kencang, dampaknya terhadap hasil panen diprediksi tidak terlalu besar.
Menurut Taufieq Hidayat, banjir di Mataram dan Lombok Barat diperkirakan hanya akan menurunkan kualitas panen sekitar 10 persen. Hal ini disebabkan oleh padi yang roboh akibat angin kencang. Meskipun demikian, biaya operasional petani akan meningkat karena panen harus dilakukan dalam kondisi yang kurang ideal, yaitu tanaman padi yang terendam dan roboh.
Upaya Pemulihan dan Pendampingan Petani
Distanbud NTB berkomitmen untuk terus melakukan pendataan dan memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh para petani terdampak banjir. Selain bantuan benih, pemerintah juga akan memberikan pendampingan teknis kepada petani agar mereka dapat memulihkan lahan pertanian dan meningkatkan produktivitasnya. Proses pemulihan ini membutuhkan kerjasama antara pemerintah, petani, dan berbagai pihak terkait.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi. Sistem peringatan dini yang efektif dan strategi mitigasi yang tepat sangat diperlukan untuk meminimalkan dampak bencana terhadap sektor pertanian dan perekonomian masyarakat NTB. Selain itu, pengembangan varietas tanaman yang tahan terhadap banjir juga perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan ketahanan pangan daerah.
Data yang akurat dan terkini mengenai kerusakan lahan pertanian sangat penting untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya pemulihan. Distanbud NTB akan terus berupaya untuk mengumpulkan data tersebut dan memastikan bantuan tepat sasaran sampai ke tangan petani yang membutuhkan. Semoga upaya pemulihan ini dapat berjalan lancar dan para petani dapat segera kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Kesimpulan
Banjir di NTB telah menimbulkan kerugian besar bagi sektor pertanian, terutama di Kabupaten Bima. Namun, pemerintah daerah telah berupaya untuk membantu para petani terdampak melalui penyaluran bantuan benih dan pendampingan teknis. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di masa mendatang.