Kudus Ajukan Klaim Asuransi Padi Puso Akibat Banjir: 282,66 Hektare Terdampak
Dinas Pertanian Kudus mengajukan klaim asuransi untuk 282,66 hektare lahan padi yang puso akibat banjir, meskipun total lahan terdampak mencapai 438,10 hektare.
![Kudus Ajukan Klaim Asuransi Padi Puso Akibat Banjir: 282,66 Hektare Terdampak](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/10/120041.611-kudus-ajukan-klaim-asuransi-padi-puso-akibat-banjir-28266-hektare-terdampak-1.jpg)
Banjir yang melanda Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, awal tahun ini mengakibatkan puso pada ratusan hektare lahan pertanian. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus telah mengajukan klaim asuransi untuk lahan padi yang terdampak. Klaim tersebut mencakup 282,66 hektare lahan padi yang telah terdaftar dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Luas Lahan Puso dan Klaim Asuransi
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Didik Tri Prasetiyo, menjelaskan bahwa total lahan padi yang puso akibat banjir sebenarnya mencapai 438,10 hektare. Namun, hanya lahan seluas 282,66 hektare yang terdaftar dalam program AUTP dan menjadi dasar pengajuan klaim asuransi. Lahan-lahan tersebut tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kaliwungu (149,33 hektare), Undaan, dan Mejobo.
Meskipun jumlah lahan yang diajukan untuk klaim asuransi lebih kecil dari total lahan puso, langkah ini tetap penting untuk membantu petani yang terdampak. Program AUTP dirancang untuk meringankan beban petani ketika terjadi gagal panen akibat bencana alam.
Program AUTP dan Perencanaan Tanam
Total lahan padi yang terdaftar dalam program AUTP di Kabupaten Kudus mencapai 1.000 hektare. Sebagian besar lahan ini diperkirakan akan panen pada tahun 2024, sementara sebagian lainnya diproyeksikan panen pada tahun 2025. Lahan yang akan panen tahun 2024 ditanam pada bulan Februari hingga Mei 2024, sedangkan lahan yang diperkirakan panen tahun 2025 ditanam pada bulan November dan Desember 2024.
Perbedaan waktu tanam ini menunjukkan perencanaan yang beragam di antara para petani. Faktor-faktor seperti ketersediaan air dan kondisi cuaca dapat memengaruhi waktu tanam dan panen.
Dampak Banjir dan Pemutakhiran Data
Data terbaru per 8 Februari 2025 menunjukkan bahwa total lahan padi yang terdampak banjir mencapai 701,02 hektare, tersebar di Kecamatan Undaan, Mejobo, Jati, dan Jekulo. Angka ini mencakup lahan padi yang puso dan lahan yang masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Didik Tri Prasetiyo menjelaskan perbedaan antara padi yang puso total dan yang masih memiliki kemungkinan untuk bertahan hidup. Padi yang puso biasanya tergenang hingga daunnya tidak terlihat lagi dalam waktu lama, sedangkan padi yang masih terlihat daunnya masih memiliki peluang untuk berfotosintesis dan bertahan hidup.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus berkomitmen untuk terus memonitor dan memperbarui data lahan padi yang terdampak banjir. Pemutakhiran data ini bertujuan untuk memastikan akurasi informasi dan membantu dalam proses penyaluran bantuan kepada para petani yang membutuhkan.
Kesimpulan
Kejadian puso akibat banjir di Kabupaten Kudus menyoroti pentingnya program asuransi pertanian seperti AUTP. Meskipun tidak semua lahan puso tercakup dalam asuransi, klaim yang diajukan untuk 282,66 hektare lahan padi merupakan langkah signifikan dalam membantu petani mengatasi kerugian akibat bencana alam. Proses pemutakhiran data yang berkelanjutan juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memberikan dukungan kepada sektor pertanian.