Banjir Sragen Rendam Ratusan Hektare Sawah, Petani Waswas Gagal Panen
Banjir akibat meluapnya anak Sungai Bengawan Solo merendam 538 hektare sawah di 17 desa Sragen, Jawa Tengah, membuat petani khawatir gagal panen meski ketinggian air mulai surut.
Banjir menerjang ratusan hektare sawah di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Peristiwa ini terjadi sejak Senin (20/1) malam, merendam lahan pertanian di 17 desa yang tersebar di tujuh kecamatan. Akibatnya, para petani kini cemas akan potensi gagal panen.
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sragen melaporkan, total lahan sawah yang terendam mencapai 538 hektare. "Luas sawah yang tergenang banjir ini berada di 17 desa di tujuh kecamatan," jelas Kepala Dinas, Eka Rini Mumpuni Titi Lestari, Rabu (22/1).
Tanaman padi yang terendam merupakan tanaman musim tanam pertama, dengan usia tanam bervariasi antara 40 hingga 97 hari. Masa tanam pertama biasanya berlangsung antara Oktober hingga Januari. Kondisi ini membuat petani khawatir, apalagi jika genangan air bertahan lama.
Meskipun ketinggian air mulai berkurang, ancaman gagal panen masih menghantui para petani. "Saya kira kalau hanya dua hari tergenang, padi masih bisa diselamatkan. Gagal panen kemungkinan kecil, kecuali lebih dari 3-4 hari terendam, pasti busuk," ungkap Eka Rini. Saat ini, petugas masih memantau kondisi di lapangan.
Beberapa kecamatan yang terdampak cukup parah antara lain Sragen Kota, Sidoharjo, Tanon, Sukodono, Sambungmacan, Ngrampal, dan Jenar. Petani di daerah tersebut berharap genangan air segera surut untuk menyelamatkan tanaman padinya.
Soal bantuan untuk para petani terdampak, Eka Rini menyampaikan hingga saat ini belum ada bantuan yang diberikan. "Belum ada, tapi kalau ada program, kami prioritaskan. Misalnya bantuan bibit atau yang lainnya," tambahnya. Pemerintah daerah kemungkinan akan memberikan bantuan jika situasi semakin kritis.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dan antisipasi bencana banjir di wilayah Sragen. Langkah-langkah mitigasi bencana perlu ditingkatkan untuk meminimalisir dampak kerugian bagi petani di masa mendatang. Semoga situasi segera membaik dan para petani dapat kembali beraktivitas normal.