Banjir Rendam 6 Kecamatan di Sragen Akibat Luapan Sungai Bengawan Solo
Luapan anak Sungai Bengawan Solo menyebabkan banjir yang merendam sedikitnya enam kecamatan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sejak Senin (20/1/2024), menyebabkan genangan air di jalanan dan rumah warga serta lahan pertanian.
Banjir melanda Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Setidaknya enam kecamatan terendam air sejak Senin (20 Januari 2024) akibat luapan anak Sungai Bengawan Solo. Informasi ini disampaikan oleh Koordinator Public Safety Center (PSC) 119 Kabupaten Sragen, Udayanti Proborini, pada Selasa (21 Januari 2024).
Kecamatan yang Terdampak
Enam kecamatan yang terendam adalah Sragen Kota, Sidoharjo, Tanon, Sukodono, Sambungmacan, Ngrampal, dan Jenar. Genangan air mulai terjadi Senin sore dan di beberapa titik ketinggian air cukup signifikan. Di Sragen Kota, misalnya, genangan mencapai 20 sentimeter di beberapa jalan dan lahan pertanian, termasuk di Dukuh Gabus, Dukuh Tugu, dan Desa Tangkil.
Tinggi Genangan Berbeda-beda
Ketinggian air bervariasi di setiap kecamatan. Di Kecamatan Tanon, genangan di Dukuh Kalikobok mencapai 100 sentimeter, sempat memutus akses jalan Tanon-Kalikobok. Sementara di Kecamatan Sukodono, ketinggian air di Dukuh Weru dan Desa Juwok mencapai 150 sentimeter, bahkan menyebabkan evakuasi seorang bayi. Kecamatan Jenar juga mengalami genangan hingga 150 sentimeter di beberapa dukuh, sementara di dukuh lain ketinggiannya bervariasi antara 30 hingga 10 sentimeter.
Di Kecamatan Sidoharjo, genangan setinggi 50 sentimeter terjadi di Dukuh Tambak, Desa Sribit. Kecamatan Ngrampal juga terdampak, dengan genangan air sekitar 20 sentimeter di Dukuh Klandungan. Sambungmacan merupakan kecamatan yang paling luas terdampak banjir, meliputi beberapa dukuh di Desa Bedoro, Desa Cemeng, dan Kedungbanteng.
Penyebab Banjir dan Kondisi Terkini
Udayanti menjelaskan, hujan deras dengan intensitas tinggi selama 2-7 jam di beberapa wilayah Sragen menyebabkan peningkatan volume air sungai dan merendam pemukiman warga serta lahan pertanian. Air mulai masuk ke perkampungan sekitar pukul 20.00 WIB dan masih menggenang hingga Selasa pagi karena tinggi permukaan air Bengawan Solo yang cukup tinggi. Kepala BPBD Kabupaten Sragen, Triyono Putro, menyatakan genangan air mulai surut, namun tetap mengimbau warga untuk waspada terhadap potensi banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Kesimpulan
Banjir akibat luapan anak Sungai Bengawan Solo di Sragen telah menyebabkan kerugian materiil dan membutuhkan kewaspadaan dari warga terhadap berbagai potensi bencana hidrometeorologi lainnya. Kondisi genangan air yang mulai surut tidak serta merta menghilangkan potensi bahaya, sehingga kewaspadaan tetap diperlukan.