Banjir Solo: 175 Warga Mengungsi Akibat Luapan Sungai Jenes
Lebih dari 175 warga Kampung Totosari, Solo, terpaksa mengungsi akibat banjir yang disebabkan luapan anak Sungai Jenes pada Senin malam, 20 Januari 2024, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

Banjir melanda Kampung Totosari, Kelurahan Pajang, Solo, Jawa Tengah pada Senin malam, 20 Januari 2024. Lebih dari 175 warga setempat terpaksa mengungsi akibat luapan anak Sungai Jenes yang dipicu oleh hujan deras dan intensitas tinggi.
Menurut Kasi Pemerintahan, Pelayanan Publik, dan Trantib Kelurahan Pajang, Agus Daryanto, banjir mulai terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. "Tidak sampai 10 menit, luapan sungai langsung membanjiri wilayah setempat. Warga langsung dievakuasi," ujarnya. Para pengungsi ditampung sementara di gedung serba usaha setempat.
Agus menjelaskan, ketinggian air mencapai 65 cm hingga 1 meter. Genangan berlangsung sekitar pukul 22.00 hingga 23.00 WIB. Setelah air surut, warga kembali ke rumah masing-masing. BPBD Surakarta sigap memberikan bantuan berupa pompa portabel untuk mempercepat proses surutnya air.
Antisipasi Bencana
Kejadian ini menyoroti pentingnya antisipasi bencana di musim hujan. Pihak kelurahan meminta warga tetap waspada dan meningkatkan komunikasi dengan pihak terkait, termasuk penjaga pintu air, untuk respon lebih cepat. Hal senada disampaikan Kepala BPBD Kota Surakarta, Niko Agus Putranto, yang mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana, khususnya banjir, di wilayah rawan genangan.
Selain Kampung Totosari, genangan juga terjadi di kawasan jalan lintas bawah Joglo, Kampung Sambirejo, Kelurahan Banjarsari. BPBD Kota Surakarta menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan genangan air di area rawan, mengingat intensitas hujan yang tinggi belakangan ini. "Kami harap masyarakat mewaspadai potensi bencana, khususnya di wilayah rawan banjir dan genangan saat intensitas hujan seperti ini," kata Niko.
Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di daerah rawan banjir. Koordinasi dan kerjasama antara pemerintah, BPBD, dan warga sangat krusial dalam meminimalisir dampak negatif dan melindungi keselamatan masyarakat.