Banjir di Desa Bukit Subur, PPU: 457 Jiwa Terdampak, BPBD Lakukan Evakuasi
Hujan lebat menyebabkan banjir di Desa Bukit Subur, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, dan BPBD setempat telah melakukan evakuasi terhadap 457 warga yang terdampak.
Banjir melanda Desa Bukit Subur, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, pada Senin, 21 April 2025, dini hari. Sebanyak 457 jiwa dari 141 kepala keluarga (KK) terdampak akibat hujan lebat yang mengguyur daerah tersebut. BPBD Kabupaten PPU langsung turun tangan melakukan evakuasi warga dan memberikan bantuan. Peristiwa ini terjadi setelah BMKG Stasiun Balikpapan mengeluarkan peringatan dini akan hujan lebat beberapa jam sebelumnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten PPU, M Sukadi Kuncoro, menjelaskan bahwa informasi banjir diterima pada pukul 02.58 WITA, sementara banjir sendiri terjadi sekitar pukul 02.00 WITA. Banjir merendam sembilan RT di Desa Bukit Subur, yaitu RT 01 hingga RT 07, RT 09, dan RT 10. Tinggi muka air (TMA) bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 200 cm di halaman rumah, dan 50 cm hingga 100 cm di dalam rumah. Saat ini, kondisi TMA dilaporkan cenderung surut.
BMKG Balikpapan telah memberikan peringatan dini akan hujan lebat yang disertai kilat, petir, dan angin kencang di wilayah Kecamatan Penajam pada Minggu, 20 April 2025 pukul 20.39 WITA dan 22.08 WITA, serta pada Senin, 21 April 2025 pukul 01.02 WITA. Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung dari pukul 21.30 WITA hingga 02.00 WITA menyebabkan sungai dan drainase meluap, sehingga mengakibatkan banjir di pemukiman warga.
Evakuasi dan Penanganan Banjir di Desa Bukit Subur
Proses evakuasi dan penanganan banjir di Desa Bukit Subur melibatkan berbagai pihak. "Tim yang melakukan penanganan di lokasi bencana terdiri dari berbagai unsur antara lain BPBD Kabupaten PPU, Kades Bukit Subur, aparat Desa Bukit Subur, Destana Bukit Subur, dan pengurus RT wilayah yang terdampak," ungkap Sukadi. Kerja sama antar instansi dan masyarakat setempat menjadi kunci dalam penanganan bencana ini.
Selain rumah warga, beberapa fasilitas umum juga terdampak banjir. Musholla Baiturrahim, Musholla Al-Muslimun, Musholla Al-Mutmainnah, dan dua unit Posyandu di Desa Bukit Subur turut terendam air. Kondisi ini menunjukkan luasnya dampak banjir yang terjadi di wilayah tersebut. BPBD PPU terus memantau situasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan warga terdampak.
Penanganan pascabanjir juga menjadi fokus utama. Selain evakuasi, BPBD PPU kemungkinan akan memberikan bantuan berupa logistik dan kebutuhan mendesak lainnya bagi warga terdampak. Pemulihan infrastruktur yang rusak juga perlu dilakukan untuk mencegah dampak yang lebih besar di masa mendatang. Kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan, akan sangat penting dalam proses pemulihan ini.
Antisipasi Bencana di Masa Mendatang
Peristiwa banjir di Desa Bukit Subur menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Peringatan dini dari BMKG perlu direspon dengan cepat dan tepat oleh masyarakat dan pemerintah daerah. Peningkatan infrastruktur drainase dan sistem peringatan dini yang lebih efektif juga perlu dipertimbangkan untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang.
Masyarakat di daerah rawan banjir juga perlu meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan tentang langkah-langkah mitigasi bencana. Simulasi dan pelatihan evakuasi secara berkala dapat meningkatkan kesiapan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat. Dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan kerja sama yang baik, diharapkan dampak bencana alam dapat diminimalisir.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya koordinasi antar lembaga dalam penanggulangan bencana. Kerja sama yang efektif antara BPBD, pemerintah desa, aparat desa, dan masyarakat sangat krusial dalam proses evakuasi dan pemulihan pascabencana. Dengan sinergi yang kuat, penanganan bencana dapat dilakukan secara lebih terpadu dan efektif.
Langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana perlu dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini tidak hanya untuk mengurangi risiko banjir, tetapi juga untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana alam.
Sebagai penutup, peristiwa banjir di Desa Bukit Subur menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Kesiapsiagaan, koordinasi, dan mitigasi bencana yang terencana dan terpadu sangat penting untuk mengurangi dampak negatif bencana alam dan melindungi masyarakat dari kerugian yang lebih besar.