Banjir di Morowali Utara: 100 KK Terdampak, 500 Jiwa Mengungsi
Banjir di Desa Onepute, Morowali Utara, Sulawesi Tengah, akibat hujan deras menyebabkan 100 KK atau 500 jiwa mengungsi; BPBD Sulteng telah melakukan asesmen dan menyalurkan bantuan.

Banjir yang melanda Desa Onepute, Kecamatan Petasia Barat, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada Jumat, 7 Maret 2024 sekitar pukul 07.00 WITA, telah mengakibatkan dampak yang signifikan terhadap 100 kepala keluarga (KK) atau sekitar 500 jiwa. Curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai La'a meluap dan menggenangi pemukiman warga. Peristiwa ini telah memaksa ratusan warga mengungsi dan membutuhkan bantuan segera.
Berdasarkan hasil asesmen sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah, sebanyak 125 unit rumah warga terendam banjir. Dari 500 jiwa yang terdampak, terdapat 20 lansia dan 45 anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus. Untungnya, hingga saat ini dilaporkan tidak ada korban jiwa.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulteng, Andi Sembiring, menyatakan bahwa data tersebut masih bersifat sementara dan tim masih melakukan asesmen di lapangan. BPBD setempat bekerja sama dengan aparat desa untuk memberikan bantuan dan memastikan keselamatan warga yang terdampak.
Situasi Terkini dan Bantuan yang Dibutuhkan
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD setempat saat ini tengah berkoordinasi dengan aparat desa dan terus melakukan pemantauan di lokasi bencana. Meskipun hujan telah reda, banjir masih menggenangi rumah-rumah warga. Kondisi ini mengharuskan warga untuk tetap waspada.
"Kebutuhan mendesak saat ini adalah perlengkapan medis," ujar Andi Sembiring. Pernyataan ini menyoroti pentingnya bantuan medis untuk warga yang mungkin mengalami luka-luka atau penyakit akibat banjir.
Selain perlengkapan medis, diperkirakan kebutuhan lain seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal sementara juga sangat dibutuhkan oleh para pengungsi. Bantuan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk meringankan beban warga yang terdampak.
Imbauan Kewaspadaan
Andi Sembiring juga mengingatkan warga, khususnya yang bermukim di daerah rawan banjir dan tanah longsor, untuk selalu meningkatkan kewaspadaan. Penting bagi masyarakat untuk memahami risiko bencana di lingkungan mereka dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
BPBD Sulteng mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca dan peringatan dini dari pihak berwenang. Kesigapan dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting dalam menghadapi bencana alam seperti banjir.
Kejadian ini sekali lagi menyoroti pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Masyarakat di daerah rawan bencana perlu meningkatkan kewaspadaan dan pemerintah perlu memperkuat sistem peringatan dini dan mitigasi bencana.
Penanganan Lanjutan
Proses penanganan pascabanjir masih terus berlanjut. BPBD Sulteng dan instansi terkait lainnya akan terus memantau situasi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak. Pemulihan infrastruktur dan pemukiman warga juga menjadi prioritas utama dalam upaya penanganan pascabanjir ini.
Kerja sama dan solidaritas antar masyarakat dan pemerintah menjadi kunci dalam menghadapi dan mengatasi dampak bencana ini. Semoga bantuan segera sampai kepada warga yang membutuhkan dan pemulihan dapat berjalan dengan lancar.