791 Sapi di Bangka Terima Vaksin PMK, Stok Terbatas Jadi Kendala
Dinas Pangan dan Pertanian Bangka telah memvaksin 791 sapi terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hingga Februari 2025, namun stok vaksin yang terbatas menjadi kendala.

Sungailiat, 23 April 2025 - Dinas Pangan dan Pertanian (Dispanpertan) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah memberikan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada 791 ekor sapi hingga Februari 2025. Capaian ini menunjukkan peningkatan dibandingkan Januari 2025 yang hanya mencapai 726 ekor sapi. Vaksinasi PMK ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang sangat menular ini pada ternak sapi di wilayah Kabupaten Bangka.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dispanpertan Kabupaten Bangka, Krisnaningsih, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah vaksinasi pada bulan Februari disebabkan oleh pemberian vaksin lanjutan. "Bertambahnya pemberian vaksin yang sebagian besar merupakan vaksin lanjutan karena vaksin PMK tiga bulan sekali dilakukan pemberian vaksin booster," jelasnya dalam keterangan pers di Sungailiat, Rabu.
Meskipun demikian, angka tersebut masih jauh dari total populasi sapi di Kabupaten Bangka yang diperkirakan mencapai 3.000 ekor. Keterbatasan kuota vaksin dari pemerintah pusat melalui Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi kendala utama dalam upaya vaksinasi massal. Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana pemberian vaksin didasarkan pada target populasi sapi.
Vaksinasi PMK di Kabupaten Bangka: Capaian dan Tantangan
Program vaksinasi PMK di Kabupaten Bangka menunjukkan perkembangan positif, meskipun masih menghadapi sejumlah tantangan. Hingga Februari 2025, sebanyak 791 ekor sapi telah menerima vaksin PMK, meningkat dari 726 ekor pada Januari 2025. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh pemberian vaksin booster yang dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Ibu Krisnaningsih menjelaskan bahwa sebagian besar sapi yang divaksinasi merupakan sapi potong yang didatangkan dari daerah lain. Sapi-sapi tersebut umumnya telah divaksinasi di daerah asal sebelum didatangkan ke Bangka. Namun, keterbatasan kuota vaksin yang diterima dari pemerintah pusat menjadi kendala dalam mencapai target vaksinasi seluruh populasi sapi di Kabupaten Bangka.
Dengan keterbatasan kuota vaksin, program vaksinasi PMK di Kabupaten Bangka belum mampu menjangkau seluruh populasi sapi yang mencapai kurang lebih 3.000 ekor. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Dispanpertan Kabupaten Bangka, mengingat pentingnya vaksinasi dalam mencegah penyebaran PMK.
Kasus PMK dan Upaya Pencegahan
Meskipun program vaksinasi PMK terus berjalan, kasus PMK sebelumnya telah ditemukan pada beberapa ekor sapi di Kabupaten Bangka. Ibu Krisnaningsih menjelaskan bahwa kasus tersebut terjadi pada sapi yang didatangkan dari luar Pulau Bangka Belitung. "Kasus PMK pada belasan ekor sapi yang sebelumnya ditemukan kata dia, merupakan sapi yang didatangkan dari luar pulau Bangka Belitung," ujarnya.
Dispanpertan Kabupaten Bangka berharap kasus PMK tidak terulang kembali. Upaya pencegahan terus dilakukan melalui program vaksinasi dan pengawasan ketat terhadap lalu lintas ternak yang masuk ke Kabupaten Bangka. Vaksinasi PMK yang rutin dan pengawasan yang ketat diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi para peternak sapi di Kabupaten Bangka.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi PMK di Kabupaten Bangka. Upaya ini meliputi peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan alokasi vaksin yang lebih banyak serta sosialisasi kepada peternak mengenai pentingnya vaksinasi PMK.
Dengan keterbatasan yang ada, Dispanpertan Kabupaten Bangka berharap agar kasus PMK tidak kembali terjadi dan peternak dapat merasa aman dalam menjalankan usaha peternakannya. Mereka juga berharap agar pemerintah pusat dapat memberikan dukungan penuh dalam upaya pencegahan dan pengendalian PMK di Kabupaten Bangka.
"Kita berharap kasus PMK tidak terjadi kembali sehingga peternak akan merasa aman," kata Ibu Krisnaningsih.