97 Buku Cerita Anak Dwibahasa Sumut Kini Tersedia Online Gratis!
Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU) meluncurkan 97 buku cerita anak dwibahasa yang dapat diakses gratis secara online, mendukung pelestarian bahasa daerah dan pendidikan anak.
Medan, 6 Februari 2024 - Kabar gembira bagi para pecinta buku dan khususnya para orang tua di Sumatera Utara! Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara (BBPSU) resmi meluncurkan 97 buku cerita anak dwibahasa yang dapat diakses secara gratis melalui laman resminya, www.balaibahasasumut.kemdikbud.go.id. Buku-buku ini merupakan hasil karya dari BBPSU sepanjang tahun 2024 dan siap dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Akses Mudah, Isi Beragam
Koleksi buku cerita anak dwibahasa ini menawarkan beragam cerita menarik yang berbasis bahasa daerah di Sumatera Utara, dengan tambahan terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan pemahaman. Total 97 buku ini terdiri dari berbagai bahasa daerah, meliputi 25 judul buku berbahasa Melayu, 22 judul buku berbahasa Batak Toba, 17 judul buku berbahasa Batak Mandailing/Angkola, 12 judul buku berbahasa Batak Karo, 9 judul buku berbahasa Nias, 5 buku berbahasa Simalungun, dan 7 judul buku berbahasa Melayu Pesisir Sibolga. Ketersediaan buku-buku ini secara daring memberikan akses yang lebih luas dan mudah bagi masyarakat, tanpa batasan geografis.
Proses Panjang, Kualitas Terjamin
Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Hidayat Widiyanto, menjelaskan bahwa proses pembuatan buku-buku ini telah melalui tahapan yang panjang dan teliti. Prosesnya dimulai dari sosialisasi ke berbagai daerah untuk merekrut penulis, kemudian dilanjutkan dengan bimbingan teknis bagi para penulis. Setelah itu, naskah-naskah tersebut melalui proses penyuntingan yang ketat oleh ahli bahasa daerah, melibatkan pimpinan adat, akademisi, dan pemangku kebijakan terkait. Tahapan selanjutnya adalah pengusulan ISBN dan uji keterbacaan yang melibatkan calon pengguna serta pemangku kebijakan.
Untuk Pendidikan, Bukan Komersial
Meskipun dapat diakses dan dicetak secara bebas, Hidayat Widiyanto menekankan bahwa buku-buku ini ditujukan untuk tujuan pendidikan dan tidak boleh diperjualbelikan untuk mendapatkan keuntungan materi. "Buku ini dapat dicetak sendiri dengan kebutuhan pendidikan, bukan untuk dijual belikan," ujarnya. Hal ini menunjukkan komitmen BBPSU untuk memastikan aksesibilitas buku-buku tersebut bagi semua kalangan, khususnya untuk mendukung pendidikan anak dan pelestarian bahasa daerah di Sumatera Utara.
Manfaat dan Dampak Positif
Peluncuran 97 buku cerita anak dwibahasa ini memiliki dampak positif yang signifikan. Pertama, buku-buku ini membantu melestarikan bahasa daerah di Sumatera Utara yang semakin terancam punah. Kedua, buku-buku ini memberikan akses yang mudah dan gratis kepada masyarakat terhadap bahan bacaan yang berkualitas untuk anak-anak. Ketiga, inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pendidikan dan pelestarian budaya daerah. Dengan ketersediaan online, buku-buku ini dapat diakses kapan saja dan di mana saja, sehingga dapat menjangkau lebih banyak anak-anak di seluruh Sumatera Utara.
Kesimpulan
Peluncuran 97 buku cerita anak dwibahasa oleh BBPSU merupakan langkah inovatif dan positif dalam mendukung pendidikan anak dan pelestarian bahasa daerah di Sumatera Utara. Aksesibilitas online gratis yang diberikan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan bahan bacaan berkualitas, sekaligus memperkenalkan kekayaan budaya daerah kepada generasi muda. Semoga inisiatif ini dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa.