Lomba Buku Cerita Anak: Lestarikan Bahasa Daerah NTT
Balai Bahasa Provinsi NTT menggelar sayembara buku cerita anak bergambar dwibahasa untuk melestarikan bahasa daerah di NTT, dengan harapan dapat menyediakan buku bacaan berkualitas bagi anak-anak dan diakses secara gratis.

Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur (BBP NTT) kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian bahasa daerah. Mereka menggelar sayembara buku cerita anak bergambar, sebuah langkah nyata untuk menjaga kekayaan budaya lokal di provinsi kepulauan ini. Lomba ini dibuka sejak 20 Januari hingga 20 Februari 2025, menawarkan kesempatan emas bagi para penulis berbakat di NTT.
Menjaga Warisan Budaya melalui Literasi Anak
Anggota KKLP Penerjemahan BBP NTT, Aris Edo Riyandhika, menjelaskan bahwa sayembara ini merupakan bagian dari program revitalisasi bahasa daerah. Inisiatif ini sangat penting mengingat pentingnya pelestarian bahasa daerah sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya NTT. Dengan menyediakan buku cerita anak yang menarik dan berkualitas, diharapkan minat baca anak-anak terhadap bahasa daerah semakin meningkat.
Lebih lanjut, Edo menjelaskan bahwa naskah cerita yang dilombakan harus berbentuk dwibahasa, yaitu bahasa daerah NTT dan bahasa Indonesia. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan bahasa daerah kepada anak-anak sekaligus mempermudah pemahaman mereka. Format dwibahasa ini juga akan membantu anak-anak memahami dan menghargai kedua bahasa tersebut.
Dukungan Terhadap Penulis Lokal
Sayembara ini tidak hanya sekadar lomba, tetapi juga menjadi wadah bagi penulis lokal untuk mengembangkan potensi mereka. Para penulis yang terpilih akan mendapatkan bimbingan teknis (bimtek) secara daring. Bimtek ini akan membantu meningkatkan kompetensi para penulis dan menyempurnakan naskah cerita mereka. Dengan demikian, kualitas buku cerita yang dihasilkan diharapkan semakin baik dan menarik bagi anak-anak.
BBP NTT telah menunjukkan keseriusannya dalam program ini. Buktinya, pada tahun 2024 saja, mereka telah berhasil menerbitkan 58 buku cerita anak bergambar dalam 34 bahasa daerah di NTT. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa dan menunjukkan keberhasilan program revitalisasi bahasa daerah di NTT.
Aksesibilitas Buku Cerita
Buku-buku cerita yang telah lolos revisi dan kurasi akan diterbitkan dalam bentuk digital. Ketersediaan dalam bentuk digital memudahkan akses buku-buku tersebut ke berbagai sekolah dan komunitas literasi di NTT. Langkah ini sangat penting untuk menjangkau anak-anak di daerah terpencil sekalipun. Selain itu, buku-buku tersebut juga dapat diakses secara gratis melalui laman Penerjemahan Daring (Penjaring).
Dengan aksesibilitas yang mudah, diharapkan semakin banyak anak-anak di NTT yang dapat menikmati dan belajar dari buku cerita bergambar dalam bahasa daerah mereka. Hal ini akan membantu melestarikan bahasa daerah dan memperkaya khazanah budaya NTT untuk generasi mendatang. Inisiatif ini patut diapresiasi sebagai upaya konkret dalam pelestarian budaya melalui literasi anak.
Harapan untuk Masa Depan
Sayembara buku cerita anak ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak penulis untuk berkontribusi dalam pelestarian bahasa daerah. Dengan semakin banyaknya buku cerita anak yang tersedia dalam bahasa daerah, diharapkan minat baca anak-anak terhadap bahasa daerah akan meningkat. Program ini juga diharapkan dapat menginspirasi daerah lain di Indonesia untuk melakukan hal serupa.
Melalui program ini, BBP NTT tidak hanya melestarikan bahasa daerah, tetapi juga mendorong perkembangan literasi anak di NTT. Dengan menyediakan buku-buku cerita yang menarik dan mudah diakses, BBP NTT telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan pendidikan dan budaya di NTT. Semoga program ini terus berlanjut dan semakin sukses di masa mendatang.
"Sayembara ini membuka kesempatan bagi para penulis potensial untuk berpartisipasi dalam penyediaan buku bacaan untuk anak-anak," kata Aris Edo Riyandhika.