Alfamart dan Sarihusada Kolaborasi Tekan Stunting di 24 Kabupaten/Kota
Alfamart dan Sarihusada berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting di 24 kabupaten/kota di Indonesia pada 2025 melalui program 'Satu Telur Sehari' dan edukasi gizi.

Alfamart dan Sarihusada berkolaborasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia. Program ini menargetkan 24 kabupaten dan kota pada tahun 2025, dengan fokus pemberian bantuan telur selama enam bulan dan edukasi gizi.
Kemitraan ini merupakan kelanjutan program 'Satu Telur Sehari' Alfamart. Tahun lalu, program ini menyasar 12 kabupaten/kota dengan 1.000 anak sebagai penerima manfaat. Di tahun ini, cakupannya meluas hingga 24 lokasi baru. Rani Wijaya, Corporate Communications General Manager Alfamart, menjelaskan perluasan program ini sebagai bentuk komitmen perusahaan terhadap kesehatan ibu dan anak.
Sarihusada berperan penting dalam program ini dengan memberikan edukasi gizi dan melakukan skrining. Skrining gizi bertujuan mendeteksi risiko stunting sejak dini, termasuk anemia defisiensi besi. Dengan deteksi dini, intervensi tepat dapat segera dilakukan oleh orangtua, sehingga pencegahan stunting lebih efektif. Sayangnya, belum diungkap 24 kabupaten/kota yang menjadi sasaran program ini.
Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Sarihusada, menekankan kolaborasi ini sebagai wujud kontribusi multipihak dalam mendukung program pemerintah. Ia menambahkan bahwa alat bantu skrining status gizi anak akan membantu melihat status gizi anak dan mendeteksi risiko stunting lebih dini. Hal ini memastikan penanganan stunting lebih efektif.
Dukungan dari Sarihusada meliputi edukasi dan skrining gizi yang menargetkan satu juta anak. Angelia Susanto, Healthcare Nutrition Marketing & Strategy Director Sarihusada, menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan target perusahaan dalam mendukung pemerintah mengatasi stunting sedini mungkin. Edukasi dan intervensi yang tepat akan membantu mencegah kasus stunting baru.
Pentingnya pencegahan stunting sejak dini juga ditekankan oleh dr. Agnes Tri Harjaningrum, spesialis anak. Ia menjelaskan bahwa pencegahan stunting idealnya dimulai sejak masa kehamilan dan 1000 hari pertama kehidupan. Nutrisi yang tepat dan pemantauan pertumbuhan sangat krusial. Stunting yang tidak ditangani sejak balita berpotensi berdampak hingga dewasa.
Selain edukasi dan skrining rutin, asupan nutrisi yang tepat juga sangat penting. dr. Agnes menyarankan konsumsi protein hewani yang cukup untuk memenuhi kebutuhan protein harian anak, guna mencegah stunting. Dengan kolaborasi ini, Alfamart dan Sarihusada optimis dapat berkontribusi signifikan dalam penurunan angka stunting di Indonesia.