Alumni USU Diajak Berpikir Sistematis di Era Digital
Rektor USU menekankan pentingnya berpikir sistematis bagi 1.757 wisudawan baru, agar mampu menghadapi tantangan era digital dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
![Alumni USU Diajak Berpikir Sistematis di Era Digital](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/170047.053-alumni-usu-diajak-berpikir-sistematis-di-era-digital-1.jpg)
Medan, 8 Februari 2025 - Sebanyak 1.757 lulusan Universitas Sumatera Utara (USU) resmi menyandang gelar sarjana pada prosesi wisuda Sabtu lalu. Namun, Rektor USU, Prof. Muryanto Amin, tak hanya memberikan ucapan selamat. Beliau juga memberikan pesan penting bagi para wisudawan: pentingnya berpikir sistematis di era digital yang semakin kompleks.
Berpikir Sistematis: Kunci Sukses di Era Digital
Dalam pidatonya, Prof. Muryanto Amin menekankan bahwa berpikir sistematis sangat krusial untuk mengurangi dampak negatif dari berbagai tantangan yang dihadapi. "Dampak negatif tersebut berkaitan erat dengan interaksi kemanusiaan yang kurang mendukung pembangunan peradaban," tegasnya. Beliau menjelaskan bahwa di dunia yang semakin bergantung pada teknologi, kemampuan berpikir sistematis akan menjadi aset berharga dalam karier dan kehidupan para lulusan.
Para wisudawan terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari program doktor hingga diploma. Rinciannya adalah 78 doktor, 213 magister, 89 spesialis, 38 dokter jenjang magister, 119 profesi, 1.193 sarjana, dan 27 diploma. Jumlah lulusan yang signifikan ini menunjukkan kontribusi USU yang besar dalam mencetak sumber daya manusia berkualitas.
Teknologi sebagai Alat, Bukan Tujuan
Prof. Muryanto Amin juga mengingatkan para wisudawan bahwa teknologi hanyalah alat. Meskipun teknologi menawarkan berbagai kemudahan dan inovasi, nilai-nilai kemanusiaan tetap harus diutamakan. "Kepemimpinan yang empatik, komunikasi yang baik, integritas, dan kerja sama akan membentuk Anda menjadi pribadi yang tidak hanya sukses secara profesional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat," imbuhnya.
Membangun Pemikiran Sistematis
Lalu bagaimana cara membangun pola pikir sistematis? Rektor USU memberikan beberapa saran praktis. Pertama, para lulusan didorong untuk mempertahankan kebiasaan belajar dan berpikir kritis yang telah diasah selama kuliah. Hal ini menjadi fondasi untuk membangun pemikiran yang komprehensif.
Kedua, pentingnya kolaborasi ditekankan. Di era digital, kolaborasi lintas batas geografis dimungkinkan berkat teknologi. Kolaborasi yang efektif akan mempercepat inovasi dan meningkatkan produktivitas. Ketiga, pemikiran komprehensif akan mendorong kreativitas dan eksperimen, menghasilkan ide-ide inovatif.
Etika Digital dan Keseimbangan Hidup
Selain itu, Prof. Muryanto Amin juga mengingatkan pentingnya etika digital. Para wisudawan perlu memiliki kesadaran tinggi untuk melindungi informasi sensitif dan menjaga privasi. Penyebaran informasi yang salah harus dihindari. Terakhir, beliau menekankan pentingnya keseimbangan antara pekerjaan dan relaksasi. Meskipun teknologi memudahkan pekerjaan, kesejahteraan fisik dan mental tetap harus diprioritaskan.
"Teknologi seharusnya membantu kita, bukan menggantikan interaksi dan pengalaman kehidupan nyata yang membentuk kepribadian kita," tutup Prof. Muryanto Amin. Pesan ini menjadi penutup yang bermakna bagi para wisudawan USU, mengingatkan mereka akan tanggung jawab dan peran penting mereka dalam membangun masa depan yang lebih baik.