Analisis Pasar Saham Indonesia: Koreksi Berlanjut Akibat 'Net Sell' Investor Asing
Pasar saham Indonesia berpotensi terkoreksi karena aksi jual bersih investor asing, sementara strategi selektif dan fokus pada saham dividen tinggi direkomendasikan.
![Analisis Pasar Saham Indonesia: Koreksi Berlanjut Akibat 'Net Sell' Investor Asing](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/10/170135.042-analisis-pasar-saham-indonesia-koreksi-berlanjut-akibat-net-sell-investor-asing-1.jpg)
Jakarta, 10 Februari 2024 - Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan tren koreksi, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Guru Besar Universitas Indonesia (UI) dan pengamat pasar modal, Budi Frensidy, mengungkapkan bahwa aksi jual bersih (net sell) yang dilakukan investor asing menjadi penyebab utama penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Investor Asing dan Dampaknya pada IHSG
Menurut Budi Frensidy, selama investor asing besar terus melakukan aksi jual dan enggan kembali berinvestasi, tekanan pada IHSG akan tetap terasa. "Selama asing yang punya dana besar keluar dan tidak bersedia masuk lagi akan tetap berat, karena tidak ada investor institusi dalam negeri yang punya dana besar mau menjadi market maker," jelasnya dalam wawancara dengan Antara.
Ia menambahkan bahwa koreksi IHSG yang berkelanjutan mencerminkan menurunnya minat investor untuk menempatkan dana di pasar saham maupun reksa dana saham. Hal ini menunjukkan sentimen pasar yang kurang optimistis.
Rekomendasi bagi Pelaku Pasar
Di tengah kondisi pasar yang bergejolak, Budi memberikan rekomendasi bagi para pelaku pasar untuk lebih selektif dalam memilih saham. Ia menyarankan untuk fokus pada perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen membagikan dividen besar. "Harus semakin selektif dalam membeli saham, yaitu koleksi yang akan bagi dividen besar," ujar Budi.
Strategi ini dinilai dapat meminimalisir risiko kerugian dan memberikan imbal hasil yang relatif stabil, meskipun IHSG sedang terkoreksi.
Dampak Pemangkasan Anggaran Pemerintah
Budi juga menyoroti dampak efisiensi atau pemangkasan anggaran pemerintah terhadap perekonomian. Ia memprediksi langkah ini akan menurunkan aktivitas ekonomi, melemahkan daya beli masyarakat, dan berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan angka pengangguran.
"Efisiensi atau pemangkasan anggaran menurunkan aktivitas ekonomi, sehingga purchasing power melemah dan pertumbuhan ekonomi juga melambat, dan pengangguran meningkat," tuturnya. Hal ini menjadi faktor eksternal yang turut mempengaruhi pergerakan IHSG.
Data Perdagangan BEI
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 10 Februari 2024 pukul 13.35 WIB menunjukkan IHSG melemah 112,89 poin atau 0,67 persen ke posisi 6.629,67. Tercatat 777.511 kali transaksi dengan volume perdagangan 9,71 miliar lembar saham senilai Rp6,04 triliun. Sebanyak 184 saham naik, 409 saham menurun, dan 195 saham stagnan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, koreksi IHSG saat ini dipengaruhi oleh aksi jual bersih investor asing dan sentimen negatif terhadap perekonomian. Para pelaku pasar disarankan untuk menerapkan strategi investasi yang lebih selektif dan mempertimbangkan faktor-faktor makro ekonomi dalam pengambilan keputusan investasi.