Ancaman Curah Hujan Tinggi Terhadap Kualitas Beras Gorontalo
Curah hujan tinggi di Gorontalo mengancam kualitas beras karena menghambat penjemuran padi dan menyebabkan beras menjadi menghitam, sehingga menurunkan harga jual.
![Ancaman Curah Hujan Tinggi Terhadap Kualitas Beras Gorontalo](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230143.816-ancaman-curah-hujan-tinggi-terhadap-kualitas-beras-gorontalo-1.jpg)
Curah hujan tinggi yang melanda Gorontalo akhir-akhir ini mengancam kualitas beras andalan daerah tersebut. Petani dan penggiling padi di Kota Gorontalo, khususnya di Kecamatan Kota Utara, merasakan langsung dampaknya. Sejak dua pekan terakhir, hujan deras mengguyur wilayah ini setiap hari, membuat proses penjemuran padi menjadi sangat sulit.
Salah satu buruh tani di tempat penggilingan padi di Kecamatan Kota Utara, yang hanya ingin disebut Sarton, mengungkapkan kesulitan mereka. "Aktivitas penjemuran padi terhambat karena hujan setiap hari. Kami di tempat penggilingan tak bisa langsung menggiling padi sebelum memastikan bulirnya benar-benar kering," ujarnya.
Proses penjemuran yang terhambat berdampak signifikan pada kualitas beras. Padi yang masih basah ketika digiling akan menghasilkan beras menghitam dan menurunkan kualitasnya. Hal ini tentu berdampak pada harga jual beras. "Mayoritas padi yang masuk ke tempat penggilingan masih basah, sehingga butuh penjemuran maksimal. Jika tidak cukup kering, berasnya menghitam dan harganya anjlok," jelas Sarton.
Lamanya proses penjemuran menjadi masalah utama. Sarton menyebutkan, mereka harus menunggu hingga lima sampai tujuh hari untuk memastikan padi benar-benar kering sebelum digiling. "Tantangannya adalah curah hujan yang tak menentu. Padi baru dijemur, sebentar kemudian hujan deras turun lagi," tambahnya.
Petani lain, Ramdani dari Kelurahan Dulomo Utara, mengatakan bahwa masa panen tidak bisa ditunda meskipun curah hujan masih tinggi. Padi yang sudah dipanen harus segera dijemur untuk menjaga kualitas. Ramdani juga menambahkan bahwa musim hujan diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2025.
Ancaman ini berdampak nyata pada harga beras. Beras kualitas super saat ini dihargai sekitar Rp14.000 hingga Rp15.000 per kilogram. Kualitas beras yang menurun akibat curah hujan tinggi berpotensi menurunkan harga jual, dan berdampak pada pendapatan para petani.
Beras Gorontalo sendiri selama ini memenuhi kebutuhan pasar lokal dan wilayah sekitarnya di Pulau Sulawesi. Oleh karena itu, penurunan kualitas beras ini menjadi ancaman serius bagi perekonomian Gorontalo dan sekitarnya.
Ke depan, dibutuhkan strategi khusus untuk mengantisipasi dampak curah hujan tinggi terhadap produksi beras Gorontalo. Mungkin perlu dipikirkan solusi seperti pembangunan tempat penjemuran padi modern yang terlindungi dari hujan, atau diversifikasi varietas padi yang lebih tahan terhadap kondisi basah.