Banjir Limboto Rendam Puluhan Hektare Sawah, Petani Panen Dini
Luapan Danau Limboto di Gorontalo merendam puluhan hektare sawah, memaksa petani memanen padi lebih awal dan menyebabkan kerugian hingga jutaan rupiah.
Banjir akibat luapan Danau Limboto di Kecamatan Telaga Jaya, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Sabtu (25/1), merendam puluhan hektare sawah milik petani. Petani terpaksa memanen padi lebih awal, jauh sebelum waktunya, demi menyelamatkan sebagian hasil panen mereka.
Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Bolobuta dan Ketua Gabungan Kelompok Tani Bulota Jaya 1, Thaib S Kilo, menjelaskan bahwa hujan beberapa hari terakhir menyebabkan Danau Limboto meluap. Akibatnya, sawah-sawah tergenang, memaksa petani mengambil tindakan cepat.
"Banjir ini terjadi setelah hujan selama beberapa hari mengguyur wilayah ini," ungkap Thaib. Para petani harus menggunakan perahu untuk memanen padi mereka karena sawah sudah terendam air.
Panen dini ini tentu berdampak negatif. Thaib menjelaskan, padi yang dipanen sebelum waktunya tidak berkualitas baik dan menghasilkan panen yang jauh lebih sedikit. "Petani kasihan, mereka diangkut dan dipanen melalui perahu dan belum waktunya untuk dipanen, terpaksa begitu daripada mereka rugi total," tambahnya.
Kerugian ditaksir mencapai Rp10 juta per hektare. Air masih terus naik, memperparah situasi. Banyak petani mengaku terpaksa panen dua pekan lebih cepat dari jadwal, berharap dapat memilah padi yang masih layak giling.
Kondisi ini menunjukkan dampak serius dari luapan Danau Limboto terhadap perekonomian petani di wilayah tersebut. Kerugian ekonomi yang dialami petani akibat panen dini menjadi sorotan penting. Butuh penanganan dan solusi jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan danau dan antisipasi terhadap dampak perubahan iklim yang dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir. Upaya mitigasi dan solusi berkelanjutan diperlukan untuk melindungi mata pencaharian petani dan lingkungan sekitar Danau Limboto.