Antisipasi Lonjakan Aktivitas Lebaran, TPS Surabaya Terapkan Strategi Jitu
PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menerapkan berbagai strategi untuk menghadapi lonjakan aktivitas selama Lebaran, termasuk koordinasi dengan Bea Cukai dan operasional 24/7.

PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) bersiap menghadapi lonjakan aktivitas pelabuhan selama periode Lebaran. Direktur Operasi TPS, Rino Wisnu Putro, menyatakan bahwa berbagai persiapan telah dilakukan untuk memastikan kelancaran operasional, mencakup aspek operasional, sumber daya manusia (SDM), teknik (engineering), teknologi informasi (IT), serta keamanan dan keselamatan (safety and security). Lonjakan aktivitas ini diprediksi terjadi karena meningkatnya arus barang untuk kebutuhan Idul Fitri, pembatasan operasional truk, dan libur nasional.
Beberapa faktor turut mempengaruhi peningkatan aktivitas layanan di TPS. Selain arus barang Lebaran, pembatasan operasional truk di jalan nasional, baik tol maupun non-tol, serta libur nasional dan cuti bersama, juga menjadi pertimbangan utama. TPS juga mengantisipasi potensi lonjakan yang tak terduga, seperti kongesti di pelabuhan asal atau tujuan, yang berdampak pada peningkatan okupansi lapangan penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR).
Untuk mengatasi potensi kendala tersebut, TPS telah menyiapkan sejumlah strategi. Koordinasi intensif dengan Bea Cukai dilakukan untuk pengaturan area penumpukan peti kemas ekspor dan impor guna mengantisipasi peningkatan YOR. Langkah lain yang dilakukan adalah housekeeping atau pembersihan lapangan penumpukan peti kemas impor untuk menyiapkan ruang bagi peti kemas impor baru setelah pembongkaran dari kapal.
Strategi Optimalisasi Layanan TPS Selama Lebaran
Demi menjaga kelancaran layanan, TPS meningkatkan operasional stack height menjadi lima tumpukan (tier) untuk kapal feeder. Langkah ini bertujuan meningkatkan kapasitas penumpukan peti kemas ekspor ke Singapura atau Tanjung Pelepas, Malaysia. Selain itu, TPS juga menerapkan Pemindahan Lokasi Penimbunan (PLP) ke Lini II di luar area TPS untuk peti kemas yang telah lebih dari tiga hari di lapangan penumpukan. Kebijakan ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 25 Tahun 2017 tentang Batas Waktu Penumpukan (Long Stay).
Dari sisi operasional, TPS berkomitmen beroperasi 24 jam non-stop selama tujuh hari dalam seminggu. Namun, operasional akan dihentikan pada Hari H Idul Fitri dan kembali normal pada H+1 pukul 00.01 WIB. Layanan pelanggan tetap tersedia bagi pengguna jasa yang memiliki keluhan atau pertanyaan melalui telepon di (031) 3202020 atau email ke CS@tps.co.id.
Dengan berbagai strategi yang telah disiapkan, TPS optimistis dapat menjaga kelancaran operasional dan memberikan layanan terbaik kepada pengguna jasa selama periode peak season. Persiapan ini mencakup antisipasi lonjakan aktivitas selama Libur Hari Raya Nyepi, Idul Fitri, dan Cuti Bersama 2025.
Berikut poin-poin penting strategi TPS:
- Koordinasi dengan Bea Cukai untuk pengaturan area penumpukan.
- Housekeeping lapangan penumpukan peti kemas impor.
- Peningkatan stack height menjadi lima tier untuk kapal feeder.
- Pemindahan Lokasi Penimbunan (PLP) untuk peti kemas yang telah berada lebih dari tiga hari di lapangan penumpukan.
- Operasional 24/7 kecuali Hari H Idul Fitri.
Dengan langkah-langkah tersebut, TPS berupaya memastikan kelancaran arus barang dan memberikan pelayanan optimal kepada seluruh pengguna jasanya selama periode Lebaran.