Asita Bali: Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Dongkrak Pariwisata
Asita Bali meminta pemerintah menurunkan harga tiket pesawat domestik lebih dari 10 persen untuk mendongkrak sektor pariwisata yang terdampak efisiensi belanja pemerintah, serta meminta promosi pariwisata tetap berlanjut.

Denpasar, 18 Februari 2024 - Asosiasi Agen Perjalanan Wisata (Asita) Bali menyerukan penurunan harga tiket pesawat domestik untuk menyelamatkan sektor pariwisata yang terdampak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Ketua Asita Bali, Putu Winastra, menyatakan keprihatinannya atas situasi ini dan menekankan perlunya intervensi pemerintah.
Dampak Efisiensi Anggaran Pemerintah terhadap Pariwisata Bali
Putu Winastra mengungkapkan kekhawatirannya bahwa efisiensi belanja pemerintah, yang mencakup pengurangan biaya perjalanan dinas, seminar, dan acara-acara lainnya, akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Bali, yang sangat bergantung pada sektor pariwisata. Bali sering menjadi tuan rumah berbagai acara pemerintah, dan pemotongan anggaran ini berpotensi mengurangi jumlah kunjungan.
"Harga tiket pesawat harus turun. Kalau itu tidak dilakukan maka pariwisata mengalami penurunan signifikan," tegas Winastra dalam pernyataan resminya di Denpasar. Ia berharap penurunan harga tiket pesawat domestik mencapai lebih dari 10 persen, mencontohkan kebijakan serupa yang diterapkan selama periode Natal dan Tahun Baru.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa efisiensi anggaran pemerintah berdampak langsung pada sektor perhotelan di Bali, khususnya hotel-hotel yang memiliki ruang pertemuan besar dan mengandalkan pasar pemerintah untuk menyelenggarakan berbagai acara. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha pariwisata di Bali.
Strategi Asita Bali Menghadapi Tantangan
Menyikapi tantangan ini, Asita Bali berencana untuk lebih fokus menggarap pasar swasta potensial untuk kegiatan Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE). Langkah ini diharapkan dapat mengimbangi penurunan potensi pendapatan dari sektor pemerintah.
Peran Harga Tiket Pesawat dan Promosi Pariwisata
Penurunan harga tiket pesawat dinilai sebagai insentif penting untuk mendorong pertumbuhan perjalanan wisata, terutama dari wisatawan domestik. Selain itu, Asita Bali juga menekankan pentingnya promosi pariwisata yang berkelanjutan untuk menarik minat wisatawan. "Promosi wisata harus tetap jalan agar wisatawan mau datang ke destinasi wisata kemudian didukung dengan biaya perjalanan yang bisa ditekan misalnya dari sisi harga tiket pesawat," ujar Winastra.
Meskipun dampak penurunan kegiatan pemerintah terhadap pariwisata Bali belum dihitung secara pasti, Asita Bali tetap mendesak pemerintah untuk mengambil langkah konkret dalam menurunkan harga tiket pesawat. Hal ini dianggap krusial untuk menjaga pertumbuhan sektor pariwisata Bali.
Kebijakan Pemerintah yang Berkaitan
Sebelumnya, pemerintah telah menerapkan penurunan harga tiket pesawat sebesar 10 persen selama periode Natal dan Tahun Baru. Selain itu, Presiden RI Prabowo Subianto juga telah mengumumkan delapan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2025, termasuk stimulus untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Stimulus ini mencakup diskon harga tiket pesawat, diskon tarif tol, dan berbagai program diskon belanja lainnya.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, seruan Asita Bali untuk menurunkan harga tiket pesawat merupakan langkah strategis untuk menjaga daya saing pariwisata Bali di tengah efisiensi belanja pemerintah. Kombinasi penurunan harga tiket dan promosi pariwisata yang berkelanjutan diharapkan mampu mendorong pertumbuhan sektor pariwisata dan perekonomian Bali.