Badung Panen Raya: Komitmen Pemkab dalam Pengembangan Bawang Merah untuk Ketahanan Pangan Daerah
Pemkab Badung serius mengembangkan pertanian bawang merah demi ketahanan pangan dan pengendalian inflasi. Simak strategi Bupati Adi Arnawa dan Dinas Pertanian Badung dalam upaya ini.

Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, menunjukkan komitmen kuat dalam memperkuat sektor pertanian, khususnya pengembangan bawang merah. Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa, secara langsung memimpin panen raya bawang merah di Abiansemal pada Selasa lalu, menegaskan pentingnya ketersediaan pangan lokal. Inisiatif ini menjadi bagian integral dari upaya pemerintah daerah untuk memastikan ketahanan pangan serta menekan laju inflasi di wilayah Badung.
Langkah strategis ini tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga bertujuan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang merata. Program ini mengintegrasikan pembangunan sektor pertanian dengan potensi pariwisata yang ada di seluruh Kabupaten Badung. Hal ini dilakukan melalui optimalisasi sumber daya wilayah yang tersedia secara maksimal, demi keseimbangan pembangunan.
Bupati Adi Arnawa menekankan pentingnya peran Dinas Pertanian dan Pangan serta para petugas pekaseh dalam menyukseskan visi pemerintah ini. Dukungan penuh diberikan untuk memastikan bahwa program pengembangan bawang merah dan komoditas pertanian lainnya dapat berjalan efektif. Komitmen ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjamin pasokan pangan yang stabil bagi masyarakat Badung, demi masa depan yang lebih baik.
Komitmen Pemkab Badung dalam Ketahanan Pangan Lokal
Bupati I Wayan Adi Arnawa menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh jajaran Dinas Pertanian dan Pangan serta petugas pekaseh atas dedikasi mereka. Keberhasilan panen bawang merah ini menjadi bukti nyata keseriusan pemerintah dalam mewujudkan kemandirian pangan. Peningkatan produksi bawang merah di Badung diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap stabilitas harga dan ketersediaan pasokan di pasar lokal, yang sangat vital bagi ekonomi rumah tangga.
Program pengembangan pertanian ini dirancang untuk mencakup seluruh wilayah Kabupaten Badung, memanfaatkan potensi geografis yang ada. Integrasi antara sektor pertanian dan pariwisata menjadi kunci untuk menciptakan nilai tambah bagi produk pertanian lokal. Hal ini juga membantu diversifikasi ekonomi daerah, mengurangi ketergantungan pada satu sektor saja, serta membuka peluang baru bagi masyarakat.
Dukungan infrastruktur juga menjadi prioritas utama dalam upaya memajukan sektor pertanian di Badung. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung telah melakukan perbaikan signifikan terhadap saluran irigasi. Salah satunya adalah perbaikan saluran irigasi sepanjang 4 kilometer di Subak Padedekan, Desa Angantaka. Perbaikan ini memastikan pasokan air yang memadai bagi lahan pertanian, mendukung peningkatan produktivitas secara optimal.
Komitmen Bupati untuk selalu berpihak kepada para petani tercermin dalam berbagai kebijakan pro-petani. Ini adalah wujud nyata dari upaya pemerintah daerah untuk menjaga ketersediaan pangan. Pemerintah Badung akan terus berjuang untuk memastikan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan para petani di seluruh wilayah Badung.
Strategi Pengembangan Bawang Merah dan Komoditas Unggulan Lainnya
Kepala Dinas Pertanian Badung, I Wayan Wijana, menjelaskan bahwa pada tahun 2025, target pengembangan bawang merah mencapai luas 12 hektare. Lahan ini tersebar di Kecamatan Abiansemal dan Kecamatan Mengwi, yang dinilai memiliki kondisi geografis sangat cocok untuk budidaya bawang merah. Di Subak Padedekan, misalnya, terdapat 2 hektare lahan yang ditanami varietas Super Philip, dengan hasil panen mencapai sekitar 13 ton per hektare, menunjukkan potensi besar.
Selain fokus pada pengembangan bawang merah, Dinas Pertanian Badung juga menggarap program pengembangan cabai rawit. Total luas lahan yang dialokasikan untuk cabai rawit mencapai 45 hektare. Inisiatif ini bertujuan untuk mengantisipasi gejolak harga cabai yang sering terjadi, khususnya pada periode Desember hingga Februari, di mana pasokan cenderung menurun.
Wayan Wijana menambahkan bahwa program pengembangan cabai rawit ini merupakan wujud kehadiran pemerintah saat produktivitas petani menurun. Dengan demikian, ketersediaan cabai di pasaran menjelang akhir dan awal tahun dapat terpenuhi secara optimal. Upaya ini menunjukkan komitmen Pemkab Badung untuk menjaga stabilitas harga pangan dan mendukung kesejahteraan petani secara berkelanjutan, demi kemandirian pangan daerah.