Banjir Bekasi Sebabkan Keterlambatan Dua Kereta Parahyangan
Banjir yang melanda Bekasi mengakibatkan dua kereta api Parahyangan tujuan Bandung mengalami keterlambatan hingga puluhan menit akibat terhambatnya perjalanan di wilayah tersebut.

Banjir yang melanda Kabupaten dan Kota Bekasi sejak Selasa pagi telah mengakibatkan sedikitnya dua kereta api (KA) Parahyangan mengalami keterlambatan dalam perjalanan dari Stasiun Gambir, Jakarta menuju Bandung. Kejadian ini berdampak pada jadwal kedatangan kereta di Stasiun Bandung, menimbulkan ketidaknyamanan bagi para penumpang.
Menurut Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardoyo, KA Parahyangan dengan nomor 138 dan 136 mengalami keterlambatan masing-masing 21 dan 10 menit. KA 138 seharusnya tiba di Stasiun Bandung pukul 12.18 WIB, namun baru sampai pukul 12.39 WIB. Sementara KA 136 yang seharusnya tiba pukul 13.18 WIB, terlambat hingga pukul 13.28 WIB. Penyebab keterlambatan tersebut dikarenakan genangan air yang mencapai rel kereta api di wilayah Bekasi.
Kondisi ini memaksa kereta api untuk mengurangi kecepatan hingga 40 km/jam, jauh di bawah kecepatan normal 90 km/jam. Kereta juga harus antre untuk memasuki Stasiun Bekasi guna mengantisipasi risiko tergelincir. "Jadi saat itu kondisi perjalanan hanya bisa 40 km per jam. Normalnya 90 km per jam, dan itu harus bergantian karena mengantisipasi adanya hal yang tidak diinginkan seperti tergelincir," jelas Kuswardoyo.
Banjir Bekasi Mengancam Perjalanan Kereta Api
Banjir yang merendam sejumlah titik di Kota Bekasi diakibatkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Senin malam hingga Selasa. Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang tinggi dan kondisi serupa di wilayah hulu Kali Bekasi, khususnya Bogor, telah meningkatkan debit air sungai hingga meluap.
Akibatnya, setidaknya 20 titik di tujuh kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga tiga meter. Ribuan warga terpaksa mengungsi akibat bencana ini. Tujuh kecamatan yang terdampak meliputi Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu.
Meskipun banjir di Bekasi masih berlangsung, Kuswardoyo memastikan bahwa perjalanan kereta api saat ini telah kembali normal. PT KAI Daop 2 Bandung tetap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan kendala yang mungkin terjadi. "Saat ini sudah tidak dibatasi, dan kereta berjalan normal, namun kami masih bersiaga," tambahnya.
Dampak Banjir Bekasi Terhadap Transportasi Publik
Kejadian ini menyoroti kerentanan infrastruktur transportasi publik terhadap bencana alam seperti banjir. Keterlambatan kereta api Parahyangan berdampak langsung pada para penumpang yang harus menyesuaikan jadwal kegiatan mereka. Peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya upaya mitigasi bencana dan peningkatan infrastruktur untuk menghadapi dampak perubahan iklim.
Selain itu, peristiwa ini juga menjadi sorotan penting bagi pemerintah daerah untuk memperbaiki sistem drainase dan pengelolaan sungai di wilayah Bekasi guna meminimalisir dampak banjir di masa mendatang. Perbaikan infrastruktur dan sistem peringatan dini yang lebih efektif sangat krusial untuk mengurangi dampak buruk bencana terhadap masyarakat dan transportasi publik.
Kejadian ini juga dapat menjadi pembelajaran bagi pihak terkait untuk lebih meningkatkan koordinasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, termasuk antisipasi terhadap dampaknya terhadap transportasi publik. Hal ini penting untuk memastikan kelancaran transportasi dan meminimalisir kerugian yang lebih besar.
Meskipun perjalanan kereta api telah kembali normal, kejadian ini tetap menjadi peringatan akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan perlunya upaya untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap kehidupan masyarakat dan sistem transportasi.