Bantul Percepat Swasembada Pangan: Distribusi Alsintan Digenjot!
Kabupaten Bantul, Yogyakarta, genjot distribusi alat mesin pertanian (alsintan) untuk mencapai swasembada pangan, ditargetkan panen padi meningkat hingga 40.000 hektare pada tahun depan.

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus berupaya mencapai swasembada pangan melalui program distribusi alat mesin pertanian (alsintan) yang masif. Bantuan ini diberikan kepada kelompok tani di Bantul, sebagai bagian dari program pemerintah pusat. Distribusi alsintan dilakukan secara bertahap, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mempercepat masa tanam padi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo, menyatakan bahwa distribusi alsintan dilakukan setiap bulan. "Setiap bulan, Kabupaten Bantul terus menerima distribusi alsintan. Ini merupakan bagian dari upaya mendukung program Presiden dalam mewujudkan swasembada pangan," ungkap Joko Waluyo di Bantul, Minggu (18/5).
Bantuan alsintan yang telah didistribusikan meliputi traktor roda dua, pompa air, alat tanam rice transplanter, dan combine harvester. Penyerahan alsintan dilakukan secara bertahap, dengan beberapa kelompok tani telah menerima 27 unit alsintan prapanen beberapa waktu lalu, dan 3 unit combine harvester akan menyusul pada bulan Juni mendatang.
Alsintan Pacu Produksi Padi di Bantul
Target produksi padi di Kabupaten Bantul terus meningkat. Pada tahun 2025, ditargetkan luas panen padi mencapai 34.546 hektare, dan akan meningkat menjadi 40.000 hektare pada tahun depan. Alsintan diharapkan dapat mempercepat pencapaian target tersebut. "Karena Kabupaten Bantul pada tahun 2025, menargetkan tanam padi seluas 34.546 hektare, dan meningkat menjadi 40.000 hektare pada tahun depan sesuai dengan arahan Bupati," tambah Joko Waluyo.
Selain bantuan alsintan, pemerintah juga memberikan dukungan berupa penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen sebesar Rp6.500 per kilogram dan jagung Rp5.500 per kilogram. Dengan HPP tersebut, petani diharapkan dapat meraih keuntungan yang signifikan, bahkan hingga Rp60 juta per hektare.
Dukungan pemerintah ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong peningkatan produksi pertanian di Bantul. Program ini juga selaras dengan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional.
Modernisasi dan Digitalisasi Pertanian di Bantul
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, memberikan apresiasi atas peningkatan produksi pertanian yang signifikan di Bantul. Keberhasilan ini, menurutnya, tak lepas dari penerapan teknologi modern di sektor pertanian. "Kita sudah mulai dari pembenihan, penggunaan alat pertanian modern, hingga elektrifikasi pertanian, menggantikan tenaga diesel dengan tenaga listrik," kata Bupati Halim.
Langkah modernisasi pertanian di Bantul tidak berhenti sampai di situ. Ke depan, pemerintah Kabupaten Bantul berencana untuk melangkah lebih jauh dengan melakukan digitalisasi pertanian, khususnya di lahan pasir sepanjang pantai selatan. Digitalisasi ini akan didukung dengan ketersediaan pupuk, alat mesin pertanian, dan kepastian harga pembelian hasil panen.
Dengan berbagai upaya tersebut, Kabupaten Bantul terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mencapai swasembada pangan. Dukungan pemerintah pusat dan inovasi teknologi diharapkan dapat membawa sektor pertanian Bantul menuju kemajuan yang lebih pesat.
Inovasi teknologi dan dukungan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Program ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberdayakan petani dan meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia.