Bappenas Bidik Pertumbuhan Ekonomi 6,3 Persen di 2026: Strategi dan Tantangan
Bappenas memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,3 persen pada 2026, dengan fokus pada peningkatan produktivitas dan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah.

Jakarta, 12 Maret 2024 - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, mengumumkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,3 persen pada tahun 2026. Target ambisius ini tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026 dan menjadi fokus utama pembangunan nasional mendatang. Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata di seluruh wilayah Indonesia.
Pengumuman tersebut disampaikan Rachmat Pambudy dalam Rakortekrenbang Tahun 2025 secara virtual. Beliau menekankan bahwa angka 6,3 persen bukanlah angka yang mustahil dicapai, bahkan berpotensi untuk ditingkatkan lagi dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan optimisme pemerintah dalam mencapai target tersebut, dengan strategi yang terukur dan terarah.
Selain pertumbuhan ekonomi, RKP 2026 juga menargetkan peningkatan Gross National Income (GNI) per kapita, penurunan emisi gas rumah kaca, peningkatan indeks kualitas lingkungan hidup, penurunan tingkat kemiskinan, penurunan rasio gini, dan peningkatan indeks modal manusia. Semua target ini saling berkaitan dan menunjukkan komitmen pemerintah untuk pembangunan berkelanjutan yang holistik.
Strategi Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6,3 persen, Bappenas telah merumuskan beberapa strategi kunci. Strategi ini mencakup peningkatan produktivitas di berbagai sektor, mulai dari industrialisasi berorientasi ekspor dan program padat karya hingga peningkatan produktivitas pertanian untuk mencapai swasembada pangan.
Swasembada energi juga menjadi fokus utama, dengan pengembangan energi terbarukan sebagai salah satu pilar utamanya. Transformasi digital dan peningkatan investasi, termasuk Foreign Direct Investment (FDI), juga menjadi bagian penting dari strategi ini. Pemerintah menyadari pentingnya inovasi teknologi dan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Program-program unggulan seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), sekolah unggulan, percepatan pembangunan Rumah Sakit (RS) daerah, reformasi birokrasi, dan kemudahan berbisnis juga akan dijalankan untuk mendukung pencapaian target tersebut. Semua program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menciptakan lapangan kerja.
Rachmat Pambudy menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen bukanlah hal yang baru bagi Indonesia, mengingat pengalaman pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen pada tahun 70-an, 80-an, dan 90-an. Hal ini menunjukkan bahwa target 6,3 persen, bahkan target 8 persen pada tahun 2029, merupakan target yang realistis dan dapat dicapai dengan strategi dan kebijakan yang tepat.
Tantangan dan Dukungan
Meskipun optimis, pemerintah menyadari adanya tantangan dalam mencapai target tersebut. Stabilitas makroekonomi dan deregulasi perizinan menjadi faktor kunci yang perlu diperhatikan. Pemerintah perlu memastikan kondisi ekonomi makro tetap stabil dan terkendali agar investasi tetap tumbuh dan perekonomian berjalan lancar.
Selain itu, dukungan dari pemerintah daerah sangat krusial. Kerjasama yang erat antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk memastikan implementasi program berjalan efektif dan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta dan masyarakat, juga sangat dibutuhkan.
Rancangan tema RKP tahun 2026, yaitu “Peningkatan Produktivitas untuk Swasembada Pangan dan Energi, serta Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Inklusif”, mencerminkan komitmen pemerintah untuk pembangunan yang berkelanjutan dan merata. Target pertumbuhan ekonomi 6,3 persen di tahun 2026 diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara signifikan.
Untuk mendukung pencapaian target, pemerintah akan fokus pada beberapa program strategis, antara lain: lumbung pangan, pengembangan energi terbarukan, pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), akselerasi hilirisasi sumber daya alam, dan percepatan pengentasan kemiskinan melalui program tiga juta rumah dan digitalisasi bantuan. Semua program ini saling terintegrasi dan diharapkan dapat menciptakan sinergi yang positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Kesimpulan
Target pertumbuhan ekonomi 6,3 persen pada tahun 2026 merupakan target yang ambisius namun realistis. Dengan strategi yang tepat, dukungan dari pemerintah daerah, dan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, target tersebut dapat dicapai dan akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Keberhasilan ini akan bergantung pada pelaksanaan program-program yang telah direncanakan dan kemampuan pemerintah dalam mengatasi tantangan yang ada.