Basarnas Evakuasi Puluhan Santri Terjebak Banjir di Riau
Banjir di Kampar, Riau, akibat hujan deras dan pembukaan pintu air PLTA Koto Panjang, memaksa Basarnas mengevakuasi puluhan santri Pondok Pesantren Darul Ulum Kubang Raya.

Tim Basarnas Pekanbaru berhasil mengevakuasi puluhan santri dari Pondok Pesantren Darul Ulum di Kubang Raya, Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (4/3) sore. Evakuasi dilakukan setelah pondok pesantren tersebut terendam banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah tersebut. Operasi penyelamatan melibatkan lima petugas Basarnas dan berbagai peralatan evakuasi, termasuk rubber boat dan rescue truck.
Kepala Basarnas Pekanbaru, Budi Cahyadi, menjelaskan bahwa informasi mengenai banjir dan kebutuhan evakuasi diterima pada pukul 17.25 WIB dari Ustadz Syari. Banjir dilaporkan mulai terjadi sejak pukul 15.00 WIB. Sebanyak 60 santri dilaporkan membutuhkan evakuasi dari lokasi kejadian yang berada di koordinat 0° 24' 30' N 101° 25' 32' E. Kecepatan respon Basarnas menjadi kunci keberhasilan evakuasi para santri yang terjebak.
"Kami menerima informasi pada pukul 17.25 WIB dari ustadz Syari, terjadi banjir pada pukul 15.00 WIB dan melanda Pesantren Darul Ulum Kubang, dan membutuhkan bantuan evakuasi segera ke tempat yang lebih aman," kata Budi Cahyadi.
Evakuasi Santri dan Dampak Banjir di Riau
Proses evakuasi dilakukan dengan menggunakan rubber boat dan kendaraan Basarnas. Tim dilengkapi dengan rescue truck, alat navigasi, alat komunikasi, dan peralatan medis. Keberhasilan evakuasi ini menunjukkan kesiapsiagaan Basarnas dalam menghadapi bencana alam. Selain evakuasi santri, Basarnas juga berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan dampak banjir yang lebih luas.
Banjir di Kubang Raya disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi. Tidak hanya Kampar, lima daerah lain di Riau juga terdampak banjir, yaitu Rokan Hulu, Pekanbaru, Kuantan Singingi, dan Pelalawan. Kondisi ini menunjukkan luasnya dampak bencana hidrometeorologi yang terjadi di Riau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Riau, Edy Afrizal, menambahkan bahwa banjir di Kampar juga dipengaruhi oleh meluapnya Sungai Kampar dan pembukaan pintu air di PLTA Koto Panjang. "Sejumlah kecamatan di sekitar waduk PLTA itu terdampak makin parah," ujarnya.
Dampak Luas Banjir di Riau
Bencana hidrometeorologi ini berdampak signifikan terhadap sejumlah wilayah di Riau. Edy Afrizal mencatat sebanyak 43 kejadian banjir yang terjadi di 18 kecamatan, 39 desa, 4 kelurahan, dan 7.000 kepala keluarga terdampak. Selain kerugian materiil, banjir juga berdampak pada sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Berikut rincian dampak banjir yang terjadi:
- Tiga fasilitas kesehatan terdampak
- Enam fasilitas pendidikan terdampak
- Satu unit kantor terdampak
- 16 fasilitas umum terdampak
- Jalan sepanjang 1,5 kilometer terdampak
Peristiwa ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi, terutama di daerah rawan banjir. Koordinasi antar instansi dan kesiapan tim penanggulangan bencana menjadi kunci dalam meminimalisir dampak kerugian dan korban jiwa.
Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya upaya mitigasi bencana, seperti pengelolaan daerah aliran sungai dan sistem peringatan dini yang efektif. Dengan langkah-langkah antisipatif yang tepat, diharapkan dampak bencana banjir di masa mendatang dapat diminimalisir.